Terakhir, partisipan perempuan yang konsumsi minuman mengandung sukralosa makan lebih banyak camilan daripada setelah mereka meminum minuman yang mengandung sukrosa.
Asupan makanan tidak berbeda untuk peserta laki-laki, dan lebih dari 40 persen orang dewasa AS saat ini menggunakan NNS sebagai pilihan bebas kalori untuk membantu menurunkan berat badan dan tetap mendapatkan makanan manis.
"Dengan mempelajari kelompok yang berbeda, kami dapat menunjukkan bahwa perempuan dan orang obesitas mungkin lebih sensitif terhadap pemanis buatan. Untuk kelompok ini, minum minuman dengan pemanis buatan dapat mengelabui otak agar merasa lapar, yang pada gilirannya dapat menghasilkan lebih banyak kalori yang dikonsumsi," kata Dr. Kathleen Page, penulis studi yang sesuai dan profesor kedokteran di Keck School of Medicine, dikutip Fox News.
Selain itu, dia mencatat bahwa konsekuensi kesehatan dari pemanis buatan masih sangat diperdebatkan.
"Ada kontroversi seputar penggunaan pemanis buatan karena banyak orang menggunakannya untuk menurunkan berat badan," kata Page.
"Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa itu mungkin membantu, yang lain menunjukkan bahwa itu mungkin mrnyebabkan penambahan berat badan, diabetes tipe 2 dan gangguan metabolisme lainnya," imbuhnya.
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat saat ini mencantumkan enam pemanis berintensitas tinggi yang dilabel sebagai aditif makanan. Di antaranya, sakarin, aspartam, acesulfame potassium (Ace-K), sukralosa, neotame, dan advantame.
FDA memperingatkan bahwa orang yang sering konsumsi minuman manis lebih mungkin alami masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati nonalkohol, gigi berlubang, dan asam urat.
Baca Juga: Lidah Pahit Bikin Tak Nafsu Makan? Coba Siasati dengan Cara Ini!