Karena seorang narsistik terlalu fokus pada diri sendiri, mereka sering mengabaikan emosi orang lain.
Orang narsistik juga tidak memiliki empati, sehingga mereka kesulitan terhubung dengan emosi orang lain, termasuk perasaan takut, sedih, atau kecewa.

3. Anak meragukan diri sendiri ketika sudah dewasa
Orang tua yang sering mengabaikan emosi anaknya, maka akan menyebabkan adanya keraguan pada diri sang anak ketika tumbuh dewasa.
"Ini terjadi karena tidak adanya lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang, yang dibutuhkan untuk kesehatan mental," jelas Marcum.
4. Anak selalu merasa harus menjadi versi terbaik ketika berada di sekitar orang tua
Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi sangat kritis terhadap diri sendiri, menghindari konflik, dan merasa mereka harus sempurna setiap saat.
"Ini mengarah pada masalah dengan keterikatan dan pandangan yang terdistorsi secara keseluruhan tentang apa yang khas dan sehat dalam hubungan," tandasnya.
Baca Juga: Nathalie Holscher Takut Bilang ke Keluarga Mau Mualaf, Sule Pasang Badan Temui Orang Tua Nathalie