Studi di Prancis: Gaya Hidup Vegan yang Tidak Sehat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara pada Perempuan

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 16 Juni 2022 | 11:00 WIB
Studi di Prancis: Gaya Hidup Vegan yang Tidak Sehat Meningkatkan Risiko Kanker Payudara pada Perempuan
Ilustrasi diet vegan yang tidak sehat/ keripik kentang. (Unsplash.com/ The Organic Crave Company)

Suara.com - Sebuah penelitian menyebut bahwa gaya hidup vegan yang 'tidak sehat' bisa meningkatkan risiko kanker payudara hingga 20 persen.

Dalam studi yang diikuti 65.000 perempuan di Prancis, peneliti meminta mereka untuk menyelesaikan dua kuesioner diet selama penelitian.

Peneliti kemudian menemukan perempuan dengan pola makan nabati tidak sehat, memiliki kemungkinan seperlima lebih berisiko terkena kanker payudara.

Dalam hal ini, termasuk di antaranya mengonsumsi makanan seperti keripik, minuman soda dan nasi putih.

Apalagi mengonsumsi banyak gula atau karbohidrat dapat menyebabkan lonjakan gula darah, yang selalu dikaitkan dengan kanker.

Hal itu berbeda pada kelompok vegan yang berpegang pada pola makan sehat, seperti mengonsumsi buah dan sayuran segar, kacang-kacangan, biji-bijian dan minyak sayur.

Menurut studi, perempuan yang menjalani gaya hidup vegan sehat memiliki risiko 14 persen lebih rendah terkena kanker payudara.

Para ahli mengatakan temuan ini membuktikan tidak semua pola makan nabati diciptakan sama dan bermanfaat bagi kesehatan.

Apalagi terlalu banyak mengonsumsi makanan nabati yang tidak sehat, yang menyebabkan obesitas, dapat meningkatkan risiko kanker lainnya.

Baca Juga: Gaya Hidup Tidak Sehat Hambat Tumbuh Kembang Anak, Orangtua Wajib Paham Nih!

Para peneliti di Universitas Paris-Saclay mempresentasikan temuan tersebut sebagai abstrak pada konferensi Nutrition 2022 Live Online.

Mereka memberikan kuesioner kepada 65.574 perempuan pascamenopause, yang rata-rata berusia 50-an, untuk kemudian melacak tingkat diagnosis kanker mereka.

Diet kemudian diklasifikasikan sebagai diet nabati sehat dan tidak sehat, serta diet hewani sehat dan tidak sehat, berdasarkan asupan 18 kelompok makanan.

Ini digunakan untuk memberi peringkat para responden ke dalam lima kelompok berbeda, berdasarkan seberapa dekat mereka pada setiap pola makan.

"Apa yang berbeda dari penelitian kami adalah, kami dapat mengurai efek kualitas makanan nabati, yang belum menjadi fokus studi sebelumnya pada pola diet lain," kata penulis studi, Sanam Shah.

"Dengan menilai makanan sehat, tidak sehat dan hewani, kami menganalisis asupan makanan secara komprehensif dengan mempertimbangkan "kesehatan" kelompok makanan."

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI