Gula Jagung Dianggap Lebih Sehat Sebagai Pengganti Gula Putih, Ini Kata Pakar

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 21 Desember 2023 | 22:00 WIB
Gula Jagung Dianggap Lebih Sehat Sebagai Pengganti Gula Putih, Ini Kata Pakar
Ilustrasi gula. (Shutterstock)

Gula sintetis tidak bisa diberikan pada balita. Sebagai contoh beberapa penilitian menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan jika dikonsumsi berlebihan justru akan meningkatkan berat badan, dan meningkatkan resiko penyakit degeneratif.

Bijak Mengonsumsi Gula dan Kedepankan Menu Gizi Seimbang

Dr Elvina Karyadi, SpGK, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) menjelaskan, pola makan masyarakat saat ini memang didominiasi trend makanan yang serba cepat yang kadang tidak memilih gizi seimbang.

Menurut Elvina, harusnya masyarakat mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak dibatasi tidak boleh lebih dari 25 persen total kalori. Selain itu, dengann membatasi gula di mana anjuran konsumsi gula oleh Kemenkes tidak boleh lebih dari 4 sendok makan per orang per hari atau 50 gram per hari.

“Gula termasuk karbohidrat dan kita tetap perlu karbohidrat tapi kompisisi makanan kita harus diperhatikan, jangan banyak gula tapi rendah protein, itu yang tidak sehat,” paparnya.

Bagaimana menjaga asupan gula agar tidak berlebihan? Karena banyak yang tidak menyadari mengonsumsi gula yang ditambahkan misalnya tidak hanya dari yang diminum tapi banyak gula yang tersembunyi dalam makanan dan dikonsumsi secara berlebihan, misalya dari snack atau kudapan yang kita makan, minuman manis, dan minuman dengan pemanis dalam kemasaan.

Menurut Elvina, masyarakat perlu diedukasi agar cerdas dalam mengonsumsi gula dan mengedepankan pola makan sehat dengan gizi seimbang.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes menambahkan, Kemenkes terus berupaya mengedukasi masyarakat agar bijak mengonsumsi makanan olahan terutama yang mengandung gula tinggi.

Ada beberapa cara untuk mengurangi asupan gula setiap hari dengan cara mengurangi konsumsi makanan olahan yang mengandung gula, garam, dan lemak yang tinggi seperti contohnya adalah cemilan berupa biskuit, kue dan camilan lainnya. Masyarakat disarankan mengonsumsi makanan dalam bentuk yang asli contohnya bisa didapatkan di buah-buahan segar.

Baca Juga: Untuk Tekan Ketergantungan Impor Gula dan Kedelai, Ini Saran Anies Baswedan

Kemudian, mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang memiliki gula tambahan dalam sajiannya seperti yang bisa kita temukan pada minuman bersoda, permen, hingga jus buah yang diberikan pemanis lagi. Biasakan membaca nilai informasi gizi dari setiap makanan atau bahan makanan yang anda beli, sehingga kita bisa menakarnya sesuai dengan anjuran di atas.

Selain itu, Eva menekankan, untuk memperbanyak konsumsi sayur, buah-buahan, dan susu rendah lemak dan rutin mengontrol asupan gula per hari dengan rutin melakukan pengecekan gula darah. Hal ini juga dapat membantu untuk mengetahui reaksi tubuh saat mengonsumsi makanan sehingga tubuh bisa menyesuaikan diri dengan makanan yang disantap.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI