Namun, virus HMPV, yang turut menjadi penyebab ledakan kasus ini, belum memiliki obat atau vaksin khusus, sehingga kekhawatiran masyarakat sangat tinggi.
Para dokter juga menyampaikan bahwa sebagian besar kasus flu ini dapat sembuh sendiri dalam lima hingga tujuh hari, terutama pada orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang baik. Namun, kelompok rentan seperti lansia, bayi, ibu hamil, dan individu dengan imunitas rendah berisiko mengalami komplikasi serius.
Selain itu, laporan pemantauan terbaru menunjukkan peningkatan jumlah infeksi human metapneumovirus, terutama pada anak-anak di bawah usia 14 tahun. Virus ini diketahui dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut seperti bronkiolitis, asma, dan pneumonia, terutama pada bayi, anak kecil, serta individu dengan sistem imun yang lemah.
Apakah Era Pandemi akan Terjadi Lagi?
Meskipun situasi ini mengingatkan publik pada awal pandemi COVID-19, para ahli menekankan bahwa wabah flu ini berbeda karena tingkat keparahan kasus dan angka kematian relatif rendah. Selain itu, vaksinasi COVID-19 yang telah masif dilakukan memberikan perlindungan tambahan bagi masyarakat.
Wabah flu ini menjadi pengingat bahwa penyakit menular, baik flu musiman maupun jenis lainnya, tetap bisa menyebar dengan cepat jika langkah pencegahan tidak dilakukan dengan serius. Belum diketahui secara pasti apakah kasus wabah flu ini akan membuka era pandemi baru untuk masyarakat.
Namun, pengalaman dari pandemi COVID-19 sebelumnya menunjukkan bahwa kewaspadaan dan langkah pencegahan dini sangat penting untuk mencegah situasi menjadi tidak terkendali.
Dengan tingkat kekhawatiran yang tinggi di kalangan masyarakat, penting bagi pemerintah maupun tenaga kesehatan untuk terus memberikan informasi yang jelas dan tepat. Sementara itu, masyarakat diharapkan tetap menjalankan protokol kesehatan, terutama saat beraktivitas di tempat umum.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas
Baca Juga: China Buka Lowongan Kerja Jagain Mayat, Gajinya Berapa?