Suara.com - Inovasi dalam dunia kedokteran terus berkembang untuk menjawab tantangan keselamatan dan kenyamanan pasien.
Salah satu terobosan penting datang dari dunia kardiologi, yakni teknik zero fluoroscopy, sebuah prosedur intervensi jantung yang dilakukan tanpa menggunakan sinar-X.
Metode ini tidak hanya menghadirkan solusi yang lebih aman bagi pasien jantung, tetapi juga menjawab kebutuhan penanganan yang ramah terhadap anak-anak, pasien dengan gangguan ginjal, hingga mereka yang membutuhkan perawatan khusus.
Zero fluoroscopy adalah metode intervensi non-bedah yang memungkinkan tindakan pada struktur jantung tanpa risiko paparan radiasi.
Biasanya, intervensi jantung dilakukan dengan bantuan fluoroskopi atau sinar-X untuk memandu prosedur, namun hal ini menimbulkan risiko paparan radiasi, terutama jika dilakukan berulang atau pada pasien yang lebih rentan terhadap efek radiasi.
Menurut DR dr Sidhi Laksono, Sp.JP, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis kardiologi intervensi dari RS Siloam Jantung Diagram Cinere, teknik zero fluoroscopy menawarkan pendekatan yang sepenuhnya aman dari radiasi.
"Zero fluoroscopy adalah prosedur intervensi non-bedah yang tidak menggunakan sinar radiasi," jelas dr Sidhi dikutip dari ANTARA pada Rabu 14 Mei 2025.
Penyakit jantung struktural, target utama dari prosedur ini, merupakan kelainan yang terjadi pada anatomi jantung seperti katup, dinding jantung, atau pembuluh darah besar.
Penyakit ini bisa bersifat bawaan sejak lahir atau berkembang seiring waktu akibat penuaan, infeksi, atau penyakit lain.
Baca Juga: 7 Rahasia Daun Sukun untuk Jantung Sehat: Bukti Ilmiah dan Cara Mengolahnya
Tidak seperti penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung struktural memengaruhi fungsi mekanis jantung, contohnya pada katup yang mengalami kebocoran atau penyempitan sehingga mengganggu aliran darah.
Dalam praktiknya, kebocoran pada sekat jantung dapat ditangani tanpa perlu melakukan operasi terbuka, berkat akurasi tinggi dari teknik zero fluoroscopy.
Tidak hanya itu, metode ini juga sangat ideal untuk pasien dengan gangguan ginjal.
![DR. dr. Sidhi Laksono, Sp.JP, Subsp.KI(K), FIHA, MARS, MH, CPHM, FISQUA dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis kardiologi intervensi di RS Siloam Jantung Diagram saat sedang melakukan tindakan medis. [ANTARA/HO]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/14/87630-ilustrasi-tindakan-jantung.jpg)
Dalam prosedur fluoroscopy konvensional, penggunaan zat kontras diperlukan untuk membantu visualisasi, namun zat ini bisa memperparah kondisi pasien dengan fungsi ginjal yang lemah.
"Untuk memandu tindakan, kami menggunakan modalitas pencitraan lain seperti TEE, yang memberikan tampilan struktur jantung secara detail. Ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan ginjal karena tidak perlu zat kontras,” kata dr Sidhi.
Metode zero fluoroscopy mengandalkan teknologi pencitraan non-radiasi seperti Trans-Esophageal Echocardiogram (TEE), yang bekerja dengan cara mengirimkan gelombang ultrasonik dari alat yang dimasukkan ke kerongkongan untuk menampilkan struktur jantung secara real-time dan akurat di layar monitor.
Sebelum menjalani prosedur ini, pasien akan melalui proses konsultasi bersama tim medis yang terdiri dari dokter spesialis jantung intervensi struktural, dokter spesialis jantung ahli ekokardiografi, dan dokter spesialis anestesi.
Pasien juga diharuskan berpuasa selama 6 hingga 8 jam karena alat TEE dimasukkan melalui esofagus.
Setelah pasien diberikan anestesi, alat TEE dimasukkan ke kerongkongan untuk menampilkan kondisi jantung.
Selanjutnya, dokter akan memasukkan kateter melalui pembuluh darah di paha (baik arteri maupun vena femoralis), tergantung dari lokasi kebocoran yang ingin ditangani.
Kateter ini kemudian diarahkan menuju area jantung yang mengalami gangguan dan dilakukan tindakan penutupan kebocoran.
Prosedur ini biasanya memakan waktu antara satu hingga dua jam sejak anestesi diberikan.
Pasien yang menjalani prosedur ini umumnya menjalani rawat inap selama lima hari, terdiri dari dua hari sebelum prosedur dan tiga hari setelah tindakan. Jika diperlukan, pasien juga diberikan antibiotik guna mencegah infeksi.
Dari sisi keamanan, prosedur ini sangat minim efek samping karena tidak menggunakan sinar radiasi.
Adapun efek samping ringan yang mungkin terjadi, seperti mual atau muntah, biasanya berkaitan dengan efek anestesi yang wajar dalam prosedur medis.
“RS Siloam Jantung Diagram adalah rumah sakit khusus jantung yang berlokasi di Cinere yang didukung oleh tim dokter berpengalaman dan teknologi terkini untuk menangani berbagai jenis gangguan jantung," ujar dr Sidhi.
Lebih jauh, dr Sidhi juga menekankan keunggulan RS Siloam Jantung Diagram sebagai pelopor dalam pelaksanaan metode zero fluoroscopy secara rutin di Indonesia.
Keberhasilan metode ini tidak terlepas dari keahlian tim medis serta teknologi pencitraan canggih yang digunakan dalam setiap tindakan.
"Kami menjadi salah satu dari sedikit rumah sakit di Indonesia yang sudah rutin melakukan prosedur zero fluoroscopy, prosedur tanpa radiasi yang aman dan nyaman bagi pasien, ditangani langsung oleh tenaga medis yang ahli di bidangnya,” pungkasnya.
Dengan hadirnya prosedur zero fluoroscopy, dunia medis kini memiliki alternatif yang lebih aman dan efektif untuk menangani penyakit jantung struktural, sekaligus memberikan harapan baru bagi pasien yang sebelumnya terbatas oleh risiko paparan radiasi atau gangguan organ lain.