Suara.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha, aktivitas mengajak anak melihat hewan kurban menjadi tradisi yang umum dilakukan oleh banyak keluarga. Tentu kegiatan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kesehatan sang buah hati.
Anak-anak biasanya diajak ke tempat penampungan hewan kurban untuk mengenal lebih dekat sapi, kambing, dan domba yang akan disembelih sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah rupanya bisa terpapar virus atau penyakit.
Banyak yang tidak tahu, rupanya dibalik kegiatan edukatif ini, tersembunyi potensi risiko kesehatan yang harus diwaspadai, terutama bagi anak-anak.
Dokter spesialis anak konsultan respirologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dr. Nastiti Kaswandani, menyampaikan pentingnya perlindungan bagi anak-anak ketika berkunjung ke tempat penampungan hewan kurban.
Ia menekankan bahwa anak-anak sebaiknya dibekali masker. Hal itu untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan saluran pernapasan.
"Supaya anak-anak itu tidak terganggu, caranya sebagai orang tua mesti melihat apakah ada bau menyengat, debu yang berterbangan, apakah kotorannya dikelola dengan baik. Kalau tidak, sarannya menggunakan masker," kata dr. Nastiti dikutip dari ANTARA pada Sabtu 31 Mei 2025.
Menurutnya, tempat penampungan hewan kurban yang umumnya berada di pinggir jalan tidak selalu memenuhi standar kebersihan dan pengelolaan lingkungan yang memadai.
Area yang sempit dan kotor, disertai bau menyengat dari kotoran hewan, bisa menjadi sumber paparan alergen dan polusi udara bagi anak-anak.
"Masalahnya bukan pada hewan ternaknya, sapi, kambing, atau domba, tapi bagaimana pengelolaannya, harusnya lebih ideal," ujarnya.
Baca Juga: Pembagian Hewan Kurban yang Benar Menurut Islam, Begini Aturannya
Ia menambahkan, jika tidak dikelola dengan baik, kondisi tersebut dapat menimbulkan risiko bagi anak-anak, terutama mereka yang memiliki riwayat gangguan pernapasan seperti asma atau alergi.
Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Nastiti menegaskan bahwa pencegahan lebih baik daripada pengobatan.
Menggunakan masker merupakan langkah sederhana namun efektif untuk mencegah anak menghirup debu, bau menyengat, dan partikel lain yang berpotensi menimbulkan iritasi saluran pernapasan.
"Anak-anak yang sudah punya masalah pernapasan lebih rentan. Maka penting untuk menghindari paparan langsung terhadap lingkungan yang tidak bersih dan berdebu," imbuhnya.
Meski demikian, dr. Nastiti tidak melarang orang tua mengajak anak melihat hewan kurban.
Ia justru mendorong agar kegiatan tersebut dimanfaatkan sebagai momen edukatif yang juga bisa memperkuat pemahaman anak tentang makna kurban dalam agama.