Suara.com - Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, sektor kesehatan tak bisa lagi bertumpu pada sistem konvensional. Transformasi digital kini menjadi keniscayaan, bukan hanya demi efisiensi operasional, tetapi juga untuk keselamatan pasien dan kualitas layanan medis.
Salah satu bukti nyata dari pentingnya digitalisasi rumah sakit dapat dilihat dari pencapaian Bethsaida Hospital Serang, yang baru saja meraih validasi HIMSS EMRAM (Electronic Medical Record Adoption Model) Tingkat 6 pada 12 Juni 2025.
Pencapaian ini sangat berarti, karena menandakan bahwa rumah sakit tersebut telah memiliki sistem digital yang terintegrasi secara menyeluruh. Apalagi Bethsaida Hospital Serang juga termasuk dalam lima besar rumah sakit di Indonesia yang telah mencapai tingkat maturitas digital tinggi.
Lebih luar biasa lagi, validasi ini berhasil diraih hanya dalam waktu enam bulan menjadikannya salah satu proses tercepat di Indonesia. Lalu, mengapa hal ini penting?
Pertama, digitalisasi rumah sakit memungkinkan sistem pelayanan kesehatan yang lebih real-time, terintegrasi, dan berbasis data. Sebagai contoh, Bethsaida Hospital Serang telah menerapkan sistem rekam medis elektronik (EMR) yang memudahkan tenaga medis mengakses riwayat pasien secara instan.
Hal ini sangat penting dalam proses diagnosis, penentuan terapi, dan pemantauan kondisi pasien secara menyeluruh, sehingga keputusan medis dapat diambil dengan lebih cepat dan akurat.
Kedua, digitalisasi meningkatkan keselamatan pasien. Sistem yang digunakan Bethsaida Hospital Serang termasuk closed loop administration, di mana pemberian obat, darah, dan ASI Perah (ASIP) diawasi secara digital dengan teknologi pemindaian QR code.
Ini memastikan akurasi dalam enam aspek penting pemberian obat—termasuk tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis. Ditambah dengan clinical decision support, sistem ini akan memberi peringatan otomatis jika ada potensi alergi, interaksi obat berbahaya, atau kondisi khusus pasien seperti kehamilan.
Ketiga, digitalisasi mempercepat respons medis. Dengan Computerized Physician Order Entry (CPOE), dokter dapat langsung memasukkan instruksi medis ke sistem, yang kemudian diteruskan ke unit terkait tanpa harus melalui proses manual yang memakan waktu dan rawan kesalahan.
Baca Juga: Modernisasi Rumah Sakit: Kunci Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Ini juga dapat mempercepat pemberian tindakan dan mengurangi kemungkinan miskomunikasi antar staf medis. Keempat, pemanfaatan data analitik dalam sistem digital membuka peluang besar untuk pengambilan keputusan berbasis bukti.
Data pasien yang terdokumentasi dengan baik memungkinkan analisis tren penyakit, efektivitas pengobatan, hingga evaluasi performa klinis, yang semuanya berdampak pada perbaikan berkelanjutan dalam pelayanan.
Menurut Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, selaku CEO Bethsaida Healthcare, pencapaian HIMSS Tingkat 6 ini bukan sekadar pengakuan prestise, tetapi bagian dari visi besar institusi untuk terus berinovasi dalam pelayanan kesehatan.
“Kami berkomitmen untuk mempercepat pemulihan pasien dan meningkatkan efisiensi operasional melalui pemanfaatan teknologi,” tegasnya. Ia juga menyampaikan bahwa Bethsaida Hospital Gading Serpong sedang disiapkan untuk mengikuti jejak serupa.
dr. Tirtamulya Juandy, Direktur Bethsaida Hospital Serang, menambahkan bahwa sistem digital telah membawa dampak signifikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di lapangan.
“Alur pemeriksaan menjadi lebih sederhana, risiko kesalahan berkurang drastis, dan pengalaman pasien menjadi lebih personal,” ujarnya.
Dari sisi teknologi, Hasan Widjaja, Direktur IT Bethsaida Healthcare, menyebut bahwa kesuksesan ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara tim klinis dan tim teknologi informasi.
Infrastruktur berbasis cloud-hybrid, penggunaan protokol HL7 dan FHIR untuk interoperabilitas data, serta pelatihan intensif kepada staf merupakan fondasi yang mendukung transformasi digital menyeluruh.
Dengan sistem yang lebih terstruktur dan terotomatisasi, rumah sakit berbasis digital memiliki keunggulan dalam menghadapi tantangan masa depan, termasuk bencana kesehatan global, tekanan beban pasien, dan kebutuhan personalisasi layanan.
Jadi, digitalisasi bukan lagi opsi, melainkan kebutuhan mendesak bagi rumah sakit modern. Sebagaimana ditunjukkan oleh Bethsaida Hospital Serang, adopsi teknologi informasi yang terencana dan terintegrasi mampu mendorong pelayanan kesehatan ke arah yang lebih cepat, aman, efisien, dan berorientasi pada pasien.
Rumah sakit masa depan adalah rumah sakit berbasis data dan masa depan itu dimulai hari ini.