Suara.com - Kasus kanker langka cukup menarik diungkap dokter ahli onkologi medis di Singapura, dr. Richard Quek yang bercerita pasien alami pembengkakan kaki yang cukup fantastis tapi mengaku tak merasakan nyeri apapun.
Dokter Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre itu bercerita bagian paha pasiennya tumbuh benjolan yang sangat besar. Benjolan tumor ini tumbuh setelah ia menjalani tindakan operasi.
"Jadi pada pasien ini tumor atau kanker bisa sangat besar tapi tidak berpengaruh (tidak sakit) pada pasien tersebut," ujar dr. Richard di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan pembengkakan kaki area paha itu termasuk ke dalam salah satu jenis kanker sarkoma, yaitu kanker yang berasal dari jaringan mesenkim yaitu lapisan yang dalam tubuh manusia berkembang menjadi jaringan ikat, otot, lemak, pembuluh darah, hingga tulang.
Lantaran sarkoma tumbuh dari jaringan ikat maka penyakit ini berpeluang tumbuh di hampir semua bagian tubuh dari mulai kulit, organ dalam, hingga sistem rangka.
"Ini (benjolan di kaki) adalah salah satu jenis kanker sarkoma. Pengobatannya dokter akan berikan kemoterapi agar benjolan mengecil lalu dilakukan pembedahan. Jadi setelah diberikan kemo kemudian dibedah," jelas Dr. Richard.
Sayangnya menurut dia, setelah pembedahan gejala kanker langka yang bersifat agresif ini masih muncul, kali ini nyeri yang sangat hebat hingga membuat perawat segera menghubungi dokter menyampaikan keluhan tersebut.
"Pada kondisi ini, (benjolan) jauh lebih besar dari sebelumnya," katanya.
Pada tahap ini, dokter melakukan segala cara agar bisa mengendalikan sarkoma. Apalagi kata dr. Richard, sarkoma tergolong kelompok penyakit yang kompleks, setidaknya ada lebih dari 70 subtipe yang sudah ditemukan. Dari semua tipe ini para dokter tidak bisa menggunakan pendekatan pengobatan yang sama.
Baca Juga: 6 Jenis Kanker Paling Banyak Serang Usia di Bawah 50 Tahun, Waspada!
"Ini adalah salah satu tantangan buat dokter, akhirnya dilakukan transfusi darah dan ini salah satu operasi yang tersulit. Jadi karena sebelumnya sudah dilakukan kemoterapi, sel kanker sudah tidak ada. Tapi pembengkakan ini disebabkan karena pendarahan," jelas dr. Richard.
Dalam mengatasi pembengkakan, dokter pun melakukan tindakan radiasi yaitu menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker dan menghentikan pertumbuhan. Apalagi radiasi ini bisa merusak DNA alias sel inti kanker, dan membuatnya tidak bisa bereproduksi.
Di sisi lain, dr. Richard menerangkan sarkoma memang bisa membesar perlahan tanpa adanya rasa nyeri, hasilnya banyak orang mengabaikan gejala ini.
"Gejala lainnya bergantung pada lokasi tumor, seperti nyeri tulang atau pembengkakan, sesak napas jika tumor tumbuh di rongga dada, gangguan pencernaan atau nyeri perut jika di saluran cerna, patah tulang tanpa trauma berarti, hingga penurunan berat badan atau kelelahan kronis," paparnya.
Mirisnya, gejala tanpa rasa nyeri ini juga yang akhirnya membuat sarkoma cenderung terlambat terdiagnosis. Bahkan tidak jarang pasien akan melakukan konsultasi ke berbagai dokter spesialis lainnya terlebih dulu, dibanding berkonsultasi dengan dokter onkologi hingga dipastikan sebagai sarkoma.
"Hal ini membuat deteksi dini menjadi kunci penting dalam meningkatkan peluang kesembuhan," pungkas dr. Richard.