3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 14 September 2025 | 13:53 WIB
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Sering Terlambat Terdeteksi

Suara.com - Tidak semua orang mengenal Multiple Myeloma, padahal penyakit ini termasuk salah satu kanker darah yang bisa mengancam kualitas hidup secara drastis bila tidak terdeteksi sejak dini.

Menurut Prof. DR. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD, KHOM, M.Epid, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, Multiple Myeloma adalah kanker darah yang berkembang di sel plasma, yaitu sel yang berfungsi menghasilkan antibodi untuk melawan virus dan bakteri. 

“Pada kondisi ini, sumsum tulang memproduksi sel plasma abnormal atau sel mieloma yang tidak berfungsi normal. Sel tersebut tumbuh berlebihan, menekan produksi sel darah sehat, dan antibodi yang dihasilkan tidak efektif,” jelasnya.

Karena pertumbuhan sel abnormal terjadi di banyak area sumsum tulang, penyakit ini disebut multiple myeloma. Sel-sel mieloma biasanya menyerang tulang belakang, panggul, tengkorak, tulang rusuk, hingga area bahu dan pinggul. 

Dampaknya, pasien sering mengalami kerusakan tulang, patah tulang, hingga peningkatan kadar kalsium dalam darah. Selain itu, gangguan produksi sel darah membuat pasien rentan mengalami anemia, infeksi berulang, perdarahan, serta komplikasi pada ginjal. 

“Tidak jarang pasien datang dalam kondisi sistem imun sudah lemah, sehingga rentan sekali terkena infeksi,” tambah Prof. Ikhwan.

Gejala Sering Terabaikan

Salah satu masalah utama dari penyakit ini adalah gejalanya sering dianggap sepele. Kelelahan berkepanjangan, nyeri tulang, wajah pucat, atau sering sakit bisa saja dikira akibat penuaan, rematik, atau masalah saraf biasa.

“Sayangnya, banyak pasien baru terdiagnosis setelah stadium lanjut, ketika kerusakan organ sudah terjadi. Inilah yang membuat angka kesintasan menurun,” ungkap Prof. Ikhwan.

Baca Juga: Bajaj Beberkan Strategi Selamatkan KTM: Produksi Eropa Sudah Mati

Data GLOBOCAN 2022 mencatat, ada sekitar 3.289 kasus baru Multiple Myeloma setiap tahun di Indonesia. Meski hanya 0,8% dari total kasus kanker nasional, angka ini berarti ribuan keluarga harus menghadapi beban fisik, psikologis, sosial, dan finansial yang berat setiap tahunnya.

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat. “Semakin dini kanker dideteksi, semakin baik peluang kesintasan dan biaya pengobatan juga relatif lebih murah dibandingkan stadium lanjut,” ujarnya.

Karena itu, masyarakat perlu lebih peka terhadap gejala yang muncul, tidak ragu memeriksakan diri, dan meningkatkan literasi kesehatan tentang kanker darah ini.

Dukungan Pasien dan Komunitas

Ketua MMI, dr. Abraham Michael, Sp.KN-TM, menekankan pentingnya dukungan komunitas. “Banyak pasien merasa terisolasi, bingung harus mencari bantuan ke mana. Di sinilah advokasi dan organisasi pasien berperan untuk memberi edukasi, memperkuat jejaring dukungan, dan memperjuangkan akses pengobatan yang lebih baik,” katanya.

Andreas Gutknecht, General Manager Takeda, menambahkan bahwa inovasi medis harus diiringi edukasi. “Perjalanan pasien kanker darah panjang dan penuh tantangan, mereka tidak seharusnya menghadapi sendirian. Edukasi dan kolaborasi menjadi kunci,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, MMI berharap masyarakat semakin mengenal Multiple Myeloma, tidak mengabaikan gejala, serta segera memeriksakan diri bila merasakan tanda-tanda yang mencurigakan. 

Seperti pesan Ibu Santyna, “Perjalanan sebagai pasien bukan hanya soal penyakit, tetapi juga dukungan. Jangan merasa sendirian, ikuti pengobatan dokter sampai tuntas, dan selalu validasi informasi yang kita terima.”

Dengan kerja sama pemerintah, organisasi pasien, industri, tenaga medis, serta dukungan keluarga dan masyarakat, diharapkan pasien Multiple Myeloma di Indonesia bisa memperoleh kualitas hidup yang lebih baik, penuh harapan, dan tidak lagi terlambat mendapat penanganan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI