- Kasus rahim copot sangat langka, namun bisa terjadi akibat persalinan tidak aman, seperti ditangani dukun beranak yang menarik plasenta secara paksa.
- Faktor risiko meliputi jaringan rahim yang lunak karena hormon kehamilan, kurang nutrisi, anemia, serta penanganan persalinan yang tidak sesuai medis.
- Pentingnya perencanaan kehamilan dan tempat bersalin aman, agar ibu dan bayi selamat serta terhindar dari komplikasi serius.
"Kadar HB-nya rendah gitu ya. Itu sudah pasti kualitas jaringannya sangat rapuh, sangat tidak baik. Ditambah lagi mungkin nutrisi seratnya kurang, jaringan kolagennya yang tidak tercukupi. Itu memudahkan jadi rusaknya jaringan itu sangat lebih mudah," sambungnya.
Di tengah viralnya kasus ini, dr. Yeni juga meminta para perempuan dan calon ibu untuk tenang karena meskipun rahim copot bisa terjadi, namun peluangnya sangat kecil. Bahkan termasuk kasus langka, sesuai dengan situasi dan kondisi dari si ibu saat melahirkan.
"Enggak, tidak banyak. Ini amat sangat jarang. Ini benar-benar satu kejadian yang luar biasa yang memang seharusnya tidak terjadi," lanjut dr. Yeni.
"Jadi itu memang dipaksakan sekali mungkin pada saat melahirkan placenta yang masih mungkin ya. Atau mungkin didorong kuat dari atas kerunnya didorong sekuat mungkin. Di bawah juga nariknya sekuat mungkin," pungkasnya.