Migrain, misalnya, sering kali menjadi alasan utama seseorang pergi ke dokter, baik anak maupun dewasa. Mengetahui gejalanya sejak awal dapat membantu menentukan pengobatan yang tepat.
Untuk mencegah sakit kepala, para ahli menyarankan beberapa langkah sederhana: minum cukup air, mengurangi konsumsi kafein, menjaga pola tidur, tidak melewatkan makan, dan rutin berolahraga. Aktivitas fisik terbukti dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala, terutama pada remaja.

Dalam beberapa kasus, obat pereda nyeri seperti ibuprofen sudah cukup membantu. Namun bila keluhan sering muncul atau sangat mengganggu aktivitas, dokter mungkin meresepkan obat khusus untuk mengendalikan atau mencegah serangan sakit kepala.
Terapi fisik dan terapi perilaku juga menjadi pilihan efektif, terutama untuk anak-anak yang sakit kepalanya dipicu stres emosional. Selain itu, kini tersedia perangkat elektronik yang dapat meredakan nyeri dengan merangsang bagian tertentu dari sistem saraf.
Penting bagi orang tua atau pasien untuk berkonsultasi dengan dokter ketika sakit kepala terasa berbeda dari biasanya, semakin sering terjadi, atau disertai gejala lain.
Pada kondisi tertentu, pemeriksaan seperti tes darah atau pemindaian otak diperlukan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan lain yang lebih serius.
Dengan memahami bagaimana sakit kepala bekerja dan apa saja pemicunya, masyarakat dapat mengambil langkah lebih tepat untuk mencegah dan mengelola keluhan ini.
Penanganan sejak dini dapat membantu mencegah sakit kepala berkembang menjadi kondisi kronis serta meningkatkan kualitas hidup penderita, terutama anak-anak dan remaja.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Baca Juga: Sosok 3 Anak Epy Kusnandar yang Jadi Sorotan Usai Sang Aktor Meninggal Dunia