Gerindra Bicara soal Capres Koalisi Besar: Kalau Rumit Tinggal Cari Solusi

Kamis, 06 April 2023 | 13:48 WIB
Gerindra Bicara soal Capres Koalisi Besar: Kalau Rumit Tinggal Cari Solusi
Gerindra Bicara soal Capres Koalisi Besar: Kalau Rumit Tinggal Cari Solusi. (Suara.com/Novian)

Kerumitan menentukan paslon itu tampak dari keinginan masing-masing partai untuk memajukan kader terbaik mereka menjadi capres.

Diketahui saat ini koalisi besar diwacanakan berisi gabungan Koalisi Indonesia Bersatu dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Terbaru PDIP disebut-sebut siap bergabung.

"Saya pikir sih, saya pikir tidak mudah untuk bergabung semuanya di situ karena ini kan pilpres, semuanya juga tokoh yang, semua partai menginginkan kadernya menjadi sesuatu yang berarti bagi mereka, ya kan," tutur Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan di Kompleks Parlemen Senayan, dikutip Kamis (6/4/2023).

Menurut Syarief titik temu koalisi besar agar mudah terbentuk dan bertahan menuju 2024 ialah kerelaan masing-masing partai agar tidak ego.

"Jadi pertanyaannya apakah partai tertentu itu mau merelakan, mau mengorbankan kadernya untuk tidak menjadi sesuatu, kan begitu," ujar Syarief.

Anggota Komisi I DPR RI, Syarief Hasan. (Suara.com/Ria Rizki)
Syarief Hasan. (Suara.com/Ria Rizki)

Syarief turut berkomentar soal kemungkinan koalisi besar menghadirkan Gerindra dan PDIP. Di mana dua partai ini sama-sama ingin kader terbaik mereka yang diusung menjadi capres. Gerindra sudah jelas mengusung Prabowo Subianto. Sementara PDIP, walau belum ada nama, mereka memastikan mengusung kader sendiri.

"Ya iya kan, siapa yang mau jadi capres, siapa yang mau jadi cawapres, ya kan. Jadi banyak yang menjadi pertimbangan, tidak mudah, tapi biarkan sajalah gapapa," kata Syarief.

Berdua Saja Sulit, Apalagi Berlima

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid realistis menganggap wacana pembentukan koalisi besar akan terbentur sulitnya menentukan pasangan capres dan cawapres.

Baca Juga: Membaca Peluang Sandiaga Uno Gabung PPP, Prabowo Beri Lampu Hijau?

Ia memandang Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak semudah dibayangkan untuk melebur menjadi satu dengan Koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Menurutnya bergabungnya dua koalisi itu memang serba memungkinkan, namun di satu sisi harus realistis.

Jazilul mengatakan fakta saat ini ialah antara KIB dan KKIR belum menentukan siapa capres dan cawapres. Kedua koalisi masih mengalami kesulitan.

Waketum PKB Jazilul Fawaid [Foto: ANTARA]
Waketum PKB Jazilul Fawaid [Foto: ANTARA]

"Jadi kerumitannya ada di situ," kata Jazilul kepada wartawan, Senin (3/4/2023).

Ia lantas tidak membayangkan apabila koalisi digabung menjadi koalisi besar maka kerumitan yang ada juga akan ikut membesar.

"Nah jika nanti berkoalisi atau koalisi besar itu bukannya lebih rumit lagi? Ini yang kami pikirkan. Apakah nanti atau pengambilan keputusan terkait capres dan cawapres dengan koalisi yang besar itu pakai ukuran dan standar apa memutuskannya," tutur Jazilul.

KKIR sendiri diakui Jazilul sejauh ini masih alami kesulitan dalam menentukan capres dan cawapres, kendati sudah memiliki mekanisme penentuan melalui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI