Terbatasnya keberadaan partai juga menjadi ciri lain dari Orba. Tetapi hal ini tidak terjadi, mengingat saat ini ada 18 partai.
"Jadi kami melihat tidak ada tanda-tanda nyata bahwa kekuasaan hari ini yang dipimpin oleh Pak Jokowi ini mengarah pada praktik Orde Baru karena syarat-syarat itu tidak ada," kata Nusron.
Megawati Koar-koar Penguasa Rasa Orba
Megawati sebelumnya, meluapkan kejengkelannya terhadap penguasa yang kekinian bertindak seperti era orde baru.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pengarahannya di acara Rakornas Organ Relawan Ganjar-Mahfud se-Pulau Jawa di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Awalnya Megawati mengaku enggan menyinggung persoalan tersebut. Terlebih mengenai perundang-undangan yang bisa digunakan untuk menekan rakyat.

"Mustinya ibu enggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel tahu nggak kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman orde baru?" kata Megawati.
Pernyataan Megawati itu sontak mendapatkan sambutan dari para ribuan relawan Ganjar-Mahfud yang hadir. Mereka menyerukan, "lawan, lawan, lawan."
Megawati kembali bicara bahwa dirinya adalah manusia juga, terlebih masih disebut sebagai Presiden ke lima RI. Namun ia merasa tak dihormati.
Baca Juga: Kampanye, Prabowo-Gibran Nobar Final Piala Dunia U-17 di Solo Akhir Pekan
![Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) didampingi Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono (kiri), Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (kedua kanan), dan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kanan) menghadiri acara pengumuman bakal calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (18/10/2023). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/10/18/69581-koalisi-pendukung-ganjar-elite-pendukung-ganjar-megawati-soekarnoputri.jpg)
"Ndak, kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," ujarnya.