Awalnya Gibran sindir Muhaimin Iskandar soal botol minum berbahan plastik.
"Gus Muhaimini ini lucu ya, menanyakan masalah lingkungan hidup, tetapi itu kok pakai botol-botol plastik itu. Padahal saya, Pak Ganjar, Prof. Mahfud pakai botol (berbahan) kaca. Itu bagaimana komitmennya, botol plastik semua itu," kata Gibran.
Gibran lalu lanjut menjawab pertanyaan Muhaimin kepada dirinya mengenai strategi pembangunan yang mempertimbangkan keadilan ekologis.
"Tetapi nggak apa-apa, kita kembali lagi ke topik ya. Intinya, di sini kita sudah berkomitmen untuk yang namanya pembangunan tidak boleh lagi Jawa-sentris, harus mulai Indonesia-sentris. Kemarin, Gus Muhaimin menolak IKN (Ibu Kota Nusantara), tidak apa-apa, akan kita lanjutkan dan akan kita perkuat IKN itu," kata Gibran.
Muhaimin mengaku tak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya dari Gibran.
"Pertanyaan saya tidak terjawab sama sekali, karena di undang-undang kita dinyatakan bahwa potensi bioregional kita adalah bahwa wilayah nasional tidak terbagi secara politik-administrasi, tetapi ekosistem, lingkungan, sekaligus juga komunitas masyarakat yang tumbuh menjadi pertimbangan," kata Muhaimin menanggapi Gibran.
Namun, Gibran menolak dikatakan tidak menjawab pertanyaan Muhaimin. Bagi Gibran, poin-poin mengenai pemerataan yang disampaikan Muhaimin telah disampaikan oleh Gibran.
"Loh katanya tidak menjawab pertanyaan, tetapi Gus Muhaimin ngomogin pemerataan itu kan tadi yang saya omongin Gus, pembangunan yang tidak lagi Jawa-sentris harus Indonesia-sentris. Pembangunan IKN sebagai simbol transformasi pembangunan Indonesia, Papua, dan lain-lain, itu kan sudah saya jawab," kata Gibran.
"Intinya sekali lagi pembangunan tidak boleh Jawa-sentris, harus memerhatikan masyarakat di luar Jawa, (sehingga mereka) bisa merasakan akses konektivitas lebih baik, menurunkan inflasi, gini ratio, meningkatkan peluang kerja, menumbuhkan titik pertumbuhan ekonomi baru. Itu kan sudah saya jawab Gus, mungkin Gus Muhaimin tidak paham dengan pertanyaan yang diberikan ke saya, mungkn dapat contekan dari Pak Tom Lembong," kata Gibran.