Suara.com - Usia 16 tahun adalah masa emas dalam berinteraksi dan bergaul bersama teman-teman sebaya. Namun, tidak bagi pemuda asal Malaysia, Ranenthraa Sreenivas Rao. Ia memilih fokus untuk menyelesaikan studi dokternya di Univeristas Sumatera Utara (USU).
Ranenthraa mengatakan bahwa keinginannya menjadi dokter karena termotivasi penyakit stroke yang diderita neneknya. "Setelah melihat nenek saya sakit dan tahu kalau keluarga saya memiliki sejarah penyakit, saya ingin menjadi dokter," kata Ranenthraa seperti dikutip dari Asiaone.
"Saya ingin membantu orang lain yang menghadapi kondisi sakit seperti itu," tambahnya.
Meski masih belia, Ranenthraa memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sebelum mendapatkan pendidikan di USU, ia sempat mengikuti pendidikan di sekolah negeri, untuk kemudian pindah ke sekolah internasional di Kajang selama dua tahun.
Setelah itu, ia memilih untuk mendapatkan pendidikan homeschooling, untuk mempersiapkan ujian masuk ke universitas.
Tak cuma memboyong guru pribadi, Ranenthraa juga mendapatkan pelajaran dari ayahnya, seorang ahli teknik dan ilmu komputer. Ia mendapatkan banyak pendalaman materi, utamanya soal matematika, kimia dan biologi.
"Homeschooling tidak mudah karena siswa harus memiliki kemampuan untuk belajar hal-hal cepat. Tidak ada siapaun yang mengajarkan mereka dalam waktu penuh," kata ayah Ranenthraa, Siva Prakash Rao.
"Saya sangat beruntung Ranenthraa bisa memahami konsep dengan cepat," lanjutnya.