Beberapa anak muda itu terlihat sibuk berakting di depan kamera. Mereka sedang memerankan cerita humor dan komedi. Beberapa kali anak muda ini harus mengulang adegan karena pemerannya tak sanggup menahan tawa karena kegelian dengan lakon yang dimainkannya.
Sehingga proses syuting film 'indie' ini cukup memakan waktu. Namun ketika syuting selesai, ada rasa puas yang tak terlukiskan di benak mereka. Apalagi jika film yang mereka hasilkan mendapat apresiasi dari para penggemarnya di media sosial Youtube maupun Twitter.
Itulah ekspresi dan kreativitas anggota komunitas Rukun Warga yang memiliki kegemaran menciptakan berbagai kisah humor dan komedi yang kadang terasa absurd. Melalui sebuah wadah penyedia layanan video di Youtube bernama Teater Tagar, mereka membuat berbagai video menghibur dengan konten komedi.
Menurut pendiri Teater Tagar, Herditya Kurniawan, atau yang akrab disapa Diko, Teater Tagar adalah sebuah penyedia layanan video untuk menampilkan kreativitas komunitas atau anak-anak muda agar bisa membuat video untuk mengekspresikan ide-ide kreatif mereka. Video ini nantinya diharapkan dapat menjadi tontonan yang berkualitas untuk banyak orang.
"Di Indonesia ada banyak banget komunitas. Sebenarnya terbuka kesempatan mereka untuk membuat video aktivitas mereka. Masalahnya, kadang mereka nggak punya peralatannya, nggak tau caranya, atau belum ketemu orang yang bisa mewujudkan kreativitas itu menjadi sebuah karya yang bagus," ujar Diko mengawali perbincangan dengan suara.com beberapa waktu lalu.
Kondisi ini mendorong Diko dan Ray Rahendra (@rayrahendra_) mendirikan Teater Tagar bersama beberapa orang dari Komunitas Rukun Warga, yang terdiri dari Arham Arsalan (@arhamrsalan), Fikri Wardhana (@pikiii_), Ndar (@ndaaar), Noni (@NoniZara) dan Arya (@aryasutarya) sebagai wadah untuk berekspresi dan menyalurkan ide kreatif mereka.
Wadah komunitas yang didirikan pada Februari 2014 ini lantas membangun dua kanal, Abnormal Activity dan Teater Tagar Japan di Youtube. Diko menjelaskan kanal Abnormal Activity dibuat khusus untuk mewadahi video karya anggota Komunitas Rukun Warga.
"Mereka memang senang membuat lawakan. Karakternya humoris semua. Tapi, bedanya, humornya absurd. Maka mereka berekspresi dan menciptakan ide kreatif mereka melalui video, isinya seputar kegiatan yang 'aneh', yang mungkin kata orang lucu, mungkin juga nggak lucu. Sebebas kemauan mereka," jelas Diko.
Sementara kanal Teater Tagar Japan, fokus membahas segala sesuatu tentang negeri bunga Sakura alias Jepang. Video yang diunggah di chanel ini dibuat oleh beberapa orang yang terlibat di komunitas yang berbau Jepang yakni Timo, Pepi, Dita dan Heiwa.
Isi kontennya pun jauh berbeda, yakni tentang berbagai edukasi mengenai segala hal yang berkait dengan Jepan, baik bahasa, musik, budaya, yang dikemas layaknya sebuah talkshow.
"Videonya memang belum kami rilis. Rencananya pada Januari ini. Tapi semuanya sudah siap, ada empat video, sudah jadi. Kita sudah syuting," imbuh Diko.
Biasanya, lanjut Diko, komunitas Rukun Warga melakukan syuting sebulan sekali untuk memproduksi enam video yang akan mengisi chanel Abnormal Activity di Teater Tagar. Nantinya, Diko berencana ingin mengajak lebih banyak orang lagi untuk bergabung membuat video-video sesuai dengan minat mereka. Diko menjelaskan, siapapun bisa mengirimkan ide kreatif mereka yang akan dieksekusi dan diperankan oleh mereka sendiri.
"Kirim konsepnya, idenya, apa yang bikin beda dengan yang lain, ceritanya unik, humornya berbeda, atau apapun sesuai dengan komunitas dan kegemaran mereka. Caranya kirim saja email ke [email protected]," jelasnya.
Diko mengatakan, Teater Tagar juga ingin membuat lebih banyak chanel yang berbeda dengan komunitas yang berbeda pula. Seperti chanel horor yang kini sedang dimatangkan idenya.
"Kita ingin kita bebas berekspresi. Setiap chanel yang kita buat, komunitas pun bisa bebas berekspresi. Mengeluarkan ide-ide mereka walaupun seabsurd apapun. Sehingga kita juga bisa menyajikan tontonan menghibur dan bermanfaat bagi masyarakat luas," kata dia.
Lalu bagaimana sambutan penggemar. Menurut Diko tak terlalu mengecewakan, bahkan mereka sering menunggu-nunggu video terbaru dari Teater Tagar. Bahkan sebuah sebuah televisi swasta sering menayangkan video komunitas ini di salah satu program mereka. Dan, komunitas ini dinominasikan sebagai The Most Famous People 2014 dalam acara itu.
Hingga saat ini, ada lebih dari 26 video yang telah dibuat Teater Tagar. Dan di tahun 2015 ini, Teater Tagar berharap bisa membangun tujuh chanel baru melalui bekerjasama dengan komunitas-komunitas baru. Keren bukan?