Pola Pendidikan Anak Indonesia Dinilai Kurang Tepat
Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 15 April 2015 | 21:37 WIB

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
"Menurut saya masih monoton dan kurang tepat yang diterapkan di sekolah-sekolah," jelasnya di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Sarlito menjelaskan, selama ini para guru mengajarkan kepada siswa-siswinya masih kaku sehingga tidak memacu mereka untuk lebih kreatif.
"Ketika disuruh menggambar pemandangan, pasti ada dua gunung, jalan di tengah dan sawah kanan-kirinya, itu adalah hal yang sangat kaku," ujarnya.
Sarlito juga menambahkan bahwa ketika menggambar bebek pasti menghadap ke kanan dengan kepala tegak, proses seperti ini akan mengurangi daya kreasi anak-anak.
Menurutnya, hal ini terjadi karena ketika anak-anak menggambar di luar kebiasaan, guru-guru akan memberi mereka nilai yang jelek.
"Bagaimana mereka mau berkreasi, jika mendapat nilai jelek saat menggambar imajinasi mereka," kata Dekan Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI ini.
Sarlito berharap, suatu saat sistem rangking atau pemberian nilai pada siswa yang tidak obyektif dihapuskan, karena bisa berimbas siswa hanya mengejar nilai baik, tapi melupakan sisi pengembangan kreatifitas.
"Hingga saat ini, unsur subyektif perlahan hilang di dunia psikologis, karena semuanya telah dipatok dengan standar dan nilai, padahal bagi kejiawaan tidak semuanya bisa dipatok dengan nilai," tuturnya. (Antara)
BERITA TERKAIT
Ahok: Mahal dan Mutu Kurang, Sekolah Internasional Akan Ditinggal
13 April 2015 | 12:22 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Lifestyle | 12:48 WIB
Lifestyle | 12:33 WIB
Lifestyle | 12:24 WIB
Lifestyle | 12:18 WIB
Lifestyle | 11:47 WIB
Lifestyle | 11:36 WIB
Lifestyle | 11:14 WIB
Lifestyle | 11:06 WIB
Lifestyle | 10:36 WIB