Komunitas Ini Ajak Anda Menjaga Berat Badan

Sabtu, 27 Juni 2015 | 10:49 WIB
Komunitas Ini Ajak Anda Menjaga Berat Badan
Komunitas Freeletics Indonesia. (Foto: suara.com/Firsta Nodia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kesadaran masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat belakangan ini tampak meningkat. Hal ini terlihat dari menjamurnya berbagai komunitas penggiat olahraga di berbagai kota di Indonesia, salah satunya Freeletics.

Sesuai namanya, Freeletics berasal dari kata 'free' dan 'athletics' yang berarti olahraga atletik yang diperuntukkan bagi siapa saja yang berminat. Mulanya gaung Freeletics berasal dari sebuah aplikasi yang berisi menu latihan dan gerakan berolahraga.

Aplikasi ini disusun oleh tiga sekawan asal Jerman pada 2013 lalu dan bisa diunduh gratis di appstore. Gerakan yang mudah diikuti dilengkapi dengan video, membuat aplikasi ini menjadi panduan berolahraga bagi banyak orang.

Di Indonesia, penyanyi jazz kenamaan Andien Aisyah, Irfan Wahyudi, Kris Wahyudi, dan Handryano Prasetyo mencoba memperkenalkan Freeletics dengan membuat agenda rutin Sweat Camp di Taman Kerinci setiap Sabtu sejak Februari 2014.

Yang menarik dari komunitas Freeletics ini adalah melakukan berbagai jenis gerakan yang mengandalkan berat badan tanpa alat apapun. Handryano Prasetyo selaku co-founder mengatakan bahwa olahraga ini cocok bagi Anda yang ingin menjaga keseimbangan berat badan dan bentuk tubuh.

Olahraga High Intensity ...

Olahraga High Intensity
Kabar gembiranya, banyak peserta Freeletics yang mengalami penurunan berat badan secara drastis usai rutin menjalani sesi latihan di Sweat Camp ini.

"Peserta kita yang berat badannya turun signifikan setelah latihan banyak. Temen saya dari 100 kilo turun ke 82 setelah rutin ikut latihan selama 3 bulan," ujar lelaki yang akrab disapa Opaz ini.

Dalam setiap sesi latihan Opaz menjelaskan bahwa ada serangkaian misi yang harus diselesaikan peserta. Misi disini maksudnya adalah sejumlah gerakan sederhana seperti push up, sit up, burpees, squats dan lain-lain dalam hitungan waktu.

"Misalnya untuk 20 kali push up butuh berapa menit. Kita nggak lakuin hitungan serentak tergantung kemampuan masing-masing orang menyelesaikannya butuh berapa lama," imbuhnya.

Menurut Opaz, gerakan Freeletics termasuk jenis olahraga high intensity yang memacu kerja jantung. Bahkan ia mengaku tak sedikit pemula yang tersengal-sengal hingga muntah saat menjalani latihan ini.

"Karena olahraga ini lebih banyak ke kardio buat orang yang pemula atau nggak biasa bisa sampai muntah. Satu gerakan aja bisa diulang sampe beberapa kali jadi bener-bener bakar lemak," terangnya.

Dari semua gerakan yang diamati suara.com saat komunitas Freeletics menjalani sesi latihan, gerakan burpees merupakan salah satu yang menantang. Peserta harus mengambil posisi awal squat, bertumpu pada kedua tangan lalu berubah ke posisi push up dan mengulangi kembali posisi squat lalu berdiri sambil melompat.

Biasanya menurut Opaz, sebagian peserta menyerah pada gerakan ini. Meski memicu rasa capek, lanjut dia, dampak yang dihasilkan dari gerakan burpess sangat kentara. Pengaturan napas yang baik sangat dibutuhkan dalam gerakan ini.

Tetap latihan selama Ramadan ...

Tetap Latihan Selama Ramadan
Untuk mengikuti program ini Opaz menjelaskan peserta tidak dipungut biaya. Cukup datang dan bisa langsung berolahraga. Usianya pun tidak dibatasi, asal orang tersebut dalam keadaan bugar.

"Syaratnya sih nggak ada ya. Paling pakai sepatu dan baju olahraga. Sama bawa matras atau handuk tebal untuk alas saja karena ada gerakan yang menyentuh lantai langsung," sambungnya.

Opaz mengaku bahwa komunitas Freeletics tak hanya sebagai ajang untuk berolahraga. Sesama anggota juga saling bertukar informasi mengenai gaya hidup sehat. Mereka pun mengaku lebih termotivasi untuk menjalani pola hidup sehat dengan bergabungnya ke dalam komunitas ini.

"Kita saling sharing ya, karena anggota komunitas ini terdiri dari profesi yang berbeda-beda, ada dokter, instruktur yoga, aerobik dan lainnya jadi saling tukar informasi aja seputar gaya hidup sehat," urainya.

Selama Ramadan, komunitas yang sudah tersebar di 10 kota di Indonesia ini tetap menjalankan latihan meski waktunya dikurangi. Biasanya latihan akan dilakukan satu jam menjelang buka puasa.

Bagi Anda yang tertarik mengikuti kegiatan Freeletics, silahkan intip akun Instagram mereka di @freeleticsjkt.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI