Kisah Trinity, Pelancong yang Sesekali Menulis

Esti Utami Suara.Com
Rabu, 11 November 2015 | 16:01 WIB
Kisah Trinity, Pelancong yang Sesekali Menulis
Trinity, penulis buku

Suara.com - Ia lebih senang dipanggil Trinity saja. Tanpa nama depan ataupun nama belakang. Sejak lama Trinity memutuskan untuk membagi nama lengkapnya hanya kepada orang dekatnya. Perempuan kelahiran Sukabumi, Jawa Barat ini juga selalu merahasiakan tahun kelahirannya, dan hanya menyebut 11 Januari sebagai hari ulang tahunnya.

Yang pasti, kini orang mengenalnya sebagai seorang travel blogger. Dan, perempuan yang menyebut dirinya sebagai mantan mbak-mbak kantoran ini mengatakan jalan-jalan kini adalah pekerjaannya.

"Sesekali menulis," ujarnya sambil terbahak, saat berbincang dengan suara.com, di sebuah rumah makan di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat akhir Oktober lalu.

Mungkin kalimatnya sesekali menulis, kurang tepat. Pasalnya Trinity cukup produktif menuangkan pengalamannya selama berjalan-jalan keliling dunia. Bahkan kini ada 12 buku 'panduan'
wisata lahir dari tangannya. Dan semuanya tergolong laris manis.

Coba siapa yang tak kenal buku "The Naked Traveler". Buku ini sudah mencapai seri keempat dan sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Bahkan dari buku "The Naked Traveler" ini,
Oktober lalu Trinity diundang ke Frankurt Book Fair, salah satu bursa buku elit dunia. Dan, kesempatan ini tak ia sia-siakan. Trinity memperpanjang masa kunjungannya agar bisa ke Eslandia.

"Saya pusing jika tak jalan-jalan," akunya.

Trinity sedang menjelaskan bukunya di Frankurt Book Fair, Oktober lalu. (Dok. Pribadi)

Ya, jalan-jalan kini bukan lagi hobi atau pengisi waktu luang bagi Trinity, tetapi pekerjaan utama. Dari jalan-jalan itu Trinity mengaku mendapatkan peluru untuk tulisannya. Menurutnya, travel blogger yang baik adalah mereka yang sering jalan-jalan. Pengalaman, ujarnya, didapat dari banyak jalan-jalan. Sering jalan-jalan akan mengasah kemampuan observasi seseorang sehingga membuat tulisannya lebih menarik.

"Saya banyak melihat, orang menulis tentang traveling tapi dia udah nggak jalan-jalan lagi, jadi nggak terasah," ujarnya.

Jadi kini, Trinity yang pada 2008 memutuskan meninggalkan karir sebagai mbak-mbak kantoran dan menjadi traveler murni, hampir setiap bulan menjadwalkan untuk jalan-jalan. Saat bertemu dengan suara.com, ia baru kembali dari Jerman dan Eslandia dan tengah menyiapkan perjalanan ke Kanada.

Kini setidaknya 30 provinsi di tanah air dan 70 negara di lima benua telah dikunjunginya. Salah satu prestasinya adalah mewujudkan tekadnya untuk jalan-jalan keliling dunia selama satu  tahun penuh. Dan, dalam perjalanan yang dimulai Oktober 2012 itu, Trinity yang mengaku menyukai pantai ini, mengunjungi tak kurang dari 22 negara.

"Paling lama tinggal di Peru. Hampir dua bulan saya tinggal di sana. Suasananya asyik, dan harga-harganya sangat terjangkau," paparnya.

Banyak hal yang bisa dipetik dari perjalanannya ini. Namun semakin banyak negara yang dikunjunginya, justru membuatnya semakin mencintai Indonesia.

"Indonesia itu seperti kawah candradimuka untuk mereka yang ingin jalan-jalan keliling dunia. Karena seseorang telah khatam di Indonesia, maka tak sulit baginya untuk  mengeksplore negara lain. Dan keindahan Indonesia itu ada di ketidakpastiannya. Jadi banyak banget tantangannya. Nggak ada yang lebih indah daripada pantai dan dasar laut Indonesia," ujarnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI