Suara.com - Di sebuah jalan area perumahan yang tenang di kota Kawasaki, Jepang ,terselip sebuah workshop yang tengah diperbaharui. Secara eksterior dibalut warna perak polos dan jendela hitam, sehingga menampilkan kesan menyeramkan.
Tempat ini berjuluk Sousou, sebagai hotel mayat Jepang terbaru. Bangunan tersebut terdiri dari beberapa kamar mayat yang disamarkan, kerap digunakan untuk menyimpan beberapa tumpuk mayat yang siap untuk dibawa ke tempat krematorium untuk dikremasi.
Kehadiran Sousou yang tersembunyi mendapat keluhan dari warga Kawasaki. Mereka menyatakan, tidak dapat hidup berdampingan dengan tempat penyimpanan mayat. Para warga menunjukkan protesnya dengan memasang papan dan spanduk sebagai bentuk ekspresi kemarahannya di depan hotel mayat tersebut.
Yoko Masuzawa (50) tinggal di belakang Sousou, salah satu yang menuntut untuk menempatkan ventilasi udara di atas permukaan tanah. Sayang, permintaan itu diabaikan.
"Tempat itu dibangun begitu dekat, kurang dari satu meter dari tempat tinggal," katanya.
Meskipun mendapat pertentangan dari warga sekitar, rasa terima kasih justru datang dari para pelanggan Sousou. Mereka berterima kasih karena ada tempat untuk menyimpan almarhum keluarga mereka.
"Saya pikir itu bagus bahwa keluarga dan kenalan bisa datang dan mengunjungi sebelum diberangkatkan ke krematorium," kata Hirokazu Hosaka (69), yang jasad ibunya terbaring di peti mati yang telah didekorasi Sousou.
Melihat respon positif dari keluarga almarhum, pemilik usaha Sousou, Hisao Takegishi justru berencana membawa hotel mayat ke kota-kota lainnya.
"Krematorium perlu dibangun tapi tidak ada ruang untuk melakukannya dan area pemakaman pun yanng terbatas," ujar Takegishi, yang sudah menjalankan usaha ini sejak tahun 2014, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (30/4/2016).
Untuk biayanya, keluarga yang ingin jasad keluarganya diinapkan di Sousou, dikenakan biaya 9.000 yen atau kisaran Rp1 jutaan per hari. Jasad tersebut bisa diinapkan hingga empat hari, sambil menunggu krematorium ditemukan.
Sousou memiliki 10 kamar. Tidak seperti kamar mayat pada umumnya, Sousou tidak menyimpan mayat pada kulkas mayat. Hotel mayat ini justru mengandalkan AC sebagai penggantinya.
Usia orang Jepang yang sekarat kerap lebih cepat meninggal. Sekitar lebih dari 20.000 orang sekarat per tahun akan berakhir dengan kematian. Pemerintah memperkirakan pada tahun 2040 angka kematian mencapai sekitar 1,7 juta per tahun. Pada saat itu, pemerintah Jepang akan melakukan pembatasan masuknya imigran.