"Bunga Penutup Abad" Sambut 10 Tahun Meninggalnya Pramoedya

Esti Utami Suara.Com
Senin, 08 Agustus 2016 | 06:56 WIB
"Bunga Penutup Abad" Sambut 10 Tahun Meninggalnya Pramoedya
Para pemeran 'Bunga Penutup Abad'. (suara.com/Dok. Galeri Indonesia Kaya)

Suara.com - "Bunga Penutup Abad" demikian pementasan teater untuk mengenang 10 tahun meninggalnya sastrawan Pramoedya Ananta Toer ini dijuduli.  Pementasan ini merupakan hasil kerja bareng Titimangsa Foundation dengan Yayasan Titian Penerus Bangsa dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation.

"Bunga Penutup Abad" diadaptasi dari novel 'Bumi Manusia dan 'Anak Semua Bangsa, salah satu dari tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer.

Pementasan ini menampilkan aktor terbaik Indonesia seperti Happy Salma (Nyai Ontosoroh), Reza Rahadian (Minke), Lukman Sardi (Jean Marais) dan Chelsea Islan (Annelies), serta aktor baru berbakat, Sabia Arifin sebagai May Marais.

Pementasan ini disutradari Wawan Sofwan yang sebelumnya telah menyutradari berbagai pementasan teater seperti 'Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh, 'Monolog Inggit, 'Musikal Sangkuriang, 'Rumah Boneka dan 'Subversif.

“Merupakan suatu kebahagiaan bagi saya bisa mengapresiasi karya penulis besar Indonesia ke panggung teater dan salah satu cara untuk mengenalkan generasi muda akan karya-karya sastra Indonesia," ujar Wawan dalam jumpa pers, di Jakarta baru-baru ini.

Sedangkan Happy Salma berharap, pementasan ini berkontribusi positif dalam melestarikan dan meningkatkan rasa cinta terhadap warisan sastra budaya Indonesia serta lebih memopulerkan seni teater sehingga seni pertunjukan di Indonesia dapat terus berkembang.

Masyarakat juga menunjukkan antusias yang tinggi untuk menyaksikan pementasan ini. Kurang dari 24 jam sejak penjualan dibuka, tiket pertunjukan untuk pementasan pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2016, telah habis terjual.

Ini mendorong pelaksana menambah hari pementasan di tanggal 27 Agustus 2016. Penjualan tiket pementasan tambahan ini akan dibuka pada tanggal 8 Agustus pukul 09.00 - 17.00 WIB melalui 0813 1444 2942 / 0818 0604 7151.

"Tingginya antusiasme masyarakat untuk menyaksikan pertunjukan ini adalah pencapaian yang dapat meyakinkan banyak pihak bahwa penyelenggara seni pertunjukan lokal bisa menjadi tuan rumah di negerisendiri," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Bunga Penutup Abad, mengisahkan kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang
pegawainya untuk menemani ke mana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.

Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya kepada Minke dan Nyai Ontosoroh. Cap pos di surat-surat itu menandai kota-kota yang disinggahi kapal yang ditumpangi Annelies.

Minke selalu membacakan surat-surat itu pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi ke Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.

Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda.

Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter. Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang
dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi judul lukisan itu, 'Bunga Penutup Abad.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?