Acara pembukaan ditandai dengan pelepasan 71 penyu dewasa ke Laut Cina Selatan. Ini merupakan upaya pelestarian alam secara aktif dan rasa syukur atas perjalanan negara bangsa.
Pembukaan Museum Garuda, dengan orasi budaya oleh Prof Jean Couteau, tentang mitologi burung garuda dan penyu, menjadi penanda diluncurkannya taman edukasi ini.
Ada juga Peluncuran Jalur Samudra Cheng Ho, dengan menyelenggarakan simposium, pemutaran film, pameran dan pendirian Akademi Budaya Cheng Ho Dunia (ABCD).
“Perhelatan multieven ini akan memperkaya perkembangan budaya dan ruang penciptaan di Bangka dan Indonesia,” ujar Ukus, yang mewakili Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, di acara tersebut.
Ukus, yang membuka BCW 2016, sekaligus meluncurkan Jalur Samudera Cheng Ho di Bangka, menyatakan, “Bangka punya sejarah panjang dengan Laksamana Cheng Ho, sehingga pariwisata sejarah untuk masuk ke pasar Cina masih nyambung.
Ia didampingi Staf Ahli Menteri Pariwisata RI bidang Kebudayaan, Taufik Rahzen. Couteau, seorang intelektual kelahiran Prancis dan penulis Garuda dan Penyu dalam Kosmologi Nusantara, membuka acara dengan orasi budaya. Acara dilanjutkan dengan pertunjukan musik antar bangsa, yang merupakan kolaborasi seniman berbagai negara, dengan mengembangkan suara alam, harmoni dan kekuatan jiwa.
Acara berakhir dengan pelepasan penyu oleh Ukus, yang didampingi Muspida Babel, tokoh masyarakat, seniman, dan penggiat lingkungan.