Contoh lain, soal air transportation infrastructure. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih jauh tertinggal. Itulah mengapa, pihaknya menjalin kerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang memiliki Angkasa Pura I dan II untuk mendukung.
“Pekan lalu, kami roadshow ke perusahaan airlines dan Angkasa Pura I dan II. Tujuannya untuk memperbanyak direct flight dari negara-negara originasi ke destinasi wisata kita,” tambahnya.
Hanya dengan memperbaiki 14 pilar itulah, kata Arief, Indonesia bisa bersaing. Potensinya?
“Sangat besar. Dalam setahun, country branding sudah mengalahkan Malaysia dan Thailand. Tinggal business level strategy yang harus dikuatkan untuk memenangkan persaingan. Kita mampu, dan punya potensi sangat kuat,” ujarnya.
Maka sangat dimaklumi jika presiden menempatkan pariwisata sebagai inti ekonomi Indonesia, seperti yang disampaikan presiden dalam https://drive.google.com/file/d/0ByJGD3_-p-NwY2dLM3VOWTN4clE/view?usp=drivesdk.
“Kita kuat di alam, kuat di budaya, dan punya dasar-dasar kreativitas yang hebat untuk man made (atraksi),” jelas menpar.