Suara.com - Kemampuan pemuda memang ajaib. Lewat mereka, berbagai semangat perubahan senantiasa ditularkan melalui aksi nyata di lapangan.
Di salah satu kabupaten kecil di Sumatera Barat, semangat perubahan diwujudkan dalam bentuk rumah baca yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat yang tinggal di sana.
Adalah Rumah Baca Swarnabumi, yang diprakarsai Generasi Muda Sungai Rumbai, sebuah kelompok pemuda yang berasal dari Kelurahan Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat.
Di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi tersebut, sekolah-sekolah tak memiliki ketersediaan buku yang laik bagi muridnya. Sementara toko buku yang jumlahnya hanya ada dua, memiliki koleksi jualan yang sangat terbatas.
"Swarnabumi kini menjadi komunitas rumah baca. Ini sangat penting karena gerakan literasi sangat gencar di mana-mana," terang salah satu founder Rumah Baca Swarnabumi, Indra Kurniawan melalui sambungan telepon kepada Suara.com.
Sebelum Swarnabumi berdiri, Indra berkisah bagaimana ia yang kerap membawa buku dari Padang, tempat ia mengenyam pendidikan, selalu laris manis dipinjam oleh banyak pemuda Sungai Rumbai.
"Kalau dibilang minat baca tinggi, tidak juga. Tapi memang akses warga dan anak-anak pada buku bacaan sangat kurang. Perpustakaan di SD-SD dan SMP sudah mati. Kami ingin punya wadah kreatifitas pemuda, tempat kumpul yang positif," tuturnya.
Indra sendiri mengaku, selalu percaya bahwa istilah buku adalah jendela dunia, benar adanya. Lewat buku, Indra berharap pemuda-pemudi Sungai Rumbai dapat melihat bagaimana dunia berproses melalui kata-kata.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti, Menteri yang Tak Lulus SMP tapi Gemar Membaca
Dari kepercayaan itu, Indra dan rekan-rekannya sesama putra daerah yang menempuh pendidikan sarjana di luar kota, mulai berinisiatif mengumpulkan buku bacaan untuk kemudian membentuk sebuah rumah baca yang diperuntukkan bagi warga Sungai Rumbai.
"Kami mulai jalan Oktober ini (2017). Sekarang baru memiliki 360 koleksi buku. Tapi juga ada pinjaman dari Perpustakaan Dharmasraya 200 buku," jelas dia.
Bermodal bangunan TK terlantar, Rumah Baca Swarnabumi pelan-pelan menghias diri dengan cat warna-warni dan rak berisi buku, kemudian menjadi tempat berkumpul mencari ilmu serta melakukan kegiatan positif dan kreatif.
Meski koleksi buku terus bertambah, tapi mayoritas dari buku tersebut merupakan buku materi kuliah. Indra berharap akan banyak sumbangan buku yang diperuntukkan bagi anak-anak.
"Kami ingin punya koleksi novel yang berbeda dan buku untuk anak-anak," kata Indra lagi.