Irul mengungkapkan, saat ada kenaikan harga bahan pokok, misalnya, harga kue diakuinya mengalami penyesuaian, meski sebisa mungkin kenaikan harganya tak terlalu drastis, sehingga konsumen tetap bisa menerima, dan penjualnya tetap dapat untung.
Kuncinya, lanjut perempuan berjilbab ini, setiap kali menghadapi kendala selalu didiskusikan agar semua masalah bisa diselesaikan dengan baik.
Nah, semakin berkembangnya usaha kue yang dilakukan bersama warga setempat, membuat Irul mulai menggandeng banyak pihak, sponsor dan lain-lain, seperti perusahaan tepung, cokelat dan lainnya. Kerja sama ini dilakukan selain untuk mempermudah untuk mendapatkan bahan-bahan pembuatan kue, juga untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Dengan segala upaya yang dilakukannya ini Irul berharap, "Kampung Kue" gagasannya dapat menginspirasi para perempuan untuk berani berkarya dan memberdayakan masyarakat sekitar sesuai dengan potensi yang dimiliki.
"Menurut saya kekuatan perempuan bisa terlihat saat diberikan kesempatan untuk berbisnis. Kuncinya adalah memulai, yang menentukan adalah proses. Dari proses kita bisa banyak belajar. Bagaimana kita membangun networking, lalu publikasi juga penting," tutup Irul bersemangat.