“Kami terus memperjuangkan beberapa budaya agar dapat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Hal ini penting, karena menjadi bentuk identitas kami. Apalagi kami memiliki kekayaan budaya yang sangat besar,” jelasnya lagi.
Dalam FBIM 2018, 2 rekor MURI kembali dipecahkan, yaitu rekor Kelantung. Dayak Tidung, yang menampilkan 2018 Kelantung dengan ukuran antara 0,4 m hingga 1 m. Bahan bakunya, diantaranya kayu betangar, bayur, kalimpepa, hingga bita.

Rekor MURI lainnya adalah Bepupur, atau lebih familiar dengan sebutan Bekasai. Aktivitas ini dilakukan oleh 200 orang. Mereka membubuhi wajah dan badan dengan bedak cair dingin.
Bepupur terbuat dari ramuan beras, kencur, kunyit, dan daun pandang. Fungsinya adalah menahan temperatur cuara panas Borneo. Makna lain, sebagai bentuk pensucian diri melalui tradisi budaya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, memberikan acungan jempol dengan beragam sajian budaya keren Suku Dayak di Malinau.
“FBIM-9 ini luar biasa. Ada banyak inpirasi yang mereka berikan. Mereka sangat kaya dengan budaya. Sudah sepantasnya kekayaan mereka ini diakui dan dilindungi, sebab inilah komoditi pariwisata yang menjanjikan. Ada banyak manfaat. Bukan hanya pelestarian budaya, tapi ada value berupa ekonomi,” tutur menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok ini.