Suara.com - Tidak banyak yang bisa dilakukan perempuan bernama Kaylee Moats saat pertama kali mengetahui dirinya tidak memiliki miss V setelah memeriksakannya ke dokter pada usia 18 tahun.
Ia harus berjuang keras demi mendapatkan kebahagiaan yang lengkap dalam hidupnya. Namun, perjuangan melawan kelainan langka tersebut tidaklah murah. Dia bahkan tidak bisa mengandalkan asuransi kesehatan.
Perempuan berusia 23 tahun ini mengaku baru sadar jika dirinya tidak memiliki vagina saat berusia 18 tahun karena melakukan pemeriksaan tidak kunjung menstruasi.
Dalam sebuah wawancara dengan Barcroft TV pada 2017 lalu, ia mengatakan tidak pernah menstruasi. Dia lalu memeriksakan diri ke dokter. Bentuk alat kelamin di bagian luar memang terlihat normal. Namun, hasil USG menunjukkan bahwa Moats tak memiliki rahim, leher rahim, dan vagina.
''Ini membuatku merasa bukan wanita seutuhnya,'' ungkap Moats kepada Barcroft TV.
''Aku masih berusaha menerima diriku apa adanya, menerima apa yang aku miliki, dan tidak terlalu memikirkannya,'' kata dia melanjutkan.
Moats didiagnosis sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH). Mengutip pernyataan National Institutes of Health (NIH), kelainan ini terbilang langka karena hanya dimiliki satu dari 4.500 bayi perempuan yang baru lahir.
Kelainan ini terjadi saat organ reproduksi perempuan (termasuk rahim, leher rahim, dan vagina) tidak berkembang dengan baik selama perkembangan embrio. Akibatnya, rahim dan vagina mungkin kurang berkembang atau malah tidak ada sama sekali.
Orang-orang dengan kondisi seperti ini secara genetik adalah perempuan, memiliki dua kromosom X dan punya ovarium yang berfungsi normal juga. Alat kelamin mereka pada bagian luar juga normal.
Baca Juga: Nasi Campur Bali Nan Legendaris Hadir di Jakarta, Ini Lokasinya
Kelainan langka ini umumnya ditemukan hanya saat wanita bersangkutan tidak kunjung mengalami menstruasi, seperti yang terjadi pada Moats. Dia tumbuh menjadi wanita tanpa vagina.
Menurut Organisasi Nasional untuk Penyakit Langka (NORD), dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat diobati tanpa operasi, yakni menggunakan 'dilator' vagina untuk membuat vagina atau memperbesar vagina yang ada.
Dilator vagina sendiri merupakan tabung plastik yang dirancang khusus agar dapat dipakai untuk meregangkan dan memperluas sedikit jaringan vagina (kadang-kadang disebut sebagai 'lesung' vagina).
Kelainan langka yang dialami Moats juga bisa ditangani dengan prosedur operasi pembuatan vagina yang disebut vaginoplasty. Nah, metode inilah yang kemudian dipilih Moats.
Dikutip dari LiveScience, sebelum menjalani operasi rekonstruksi vagina pada 2017 lalu, Moats harus mengumpulkan uang untuk biaya operasi sebesar Rp 211 miliar dan tidak ditanggung asuransi.
''Mereka menganggapnya sebagai operasi kosmetik atau penggantian kelamin,'' tutur Moats.