Suara.com - Jepang dikenal sebagai negara yang penduduknya memiliki tingkat kecenderungan bunuh diri tertinggi di dunia.
Bahkan bunuh diri berkembang menjadi tradisi yang dianggap lumrah, setelah anggapan keliru soal harakiri (mengakhiri hidup dengan menusukkan belati ke perut saat merasa gagal menjalankan kewajiban) merebak dan diyakini masyarakat Jepang dari generasi ke generasi.
BACA JUGA: Sambangi Toko Minuman, Evie Nyaris Belah Kepala Orang Pakai Kapak
Maka tak heran, angka bunuh diri di Jepang pun begitu tinggi. Beberapa sumber menyebut tahun 2003, sebanyak 34.500 orang melakukan bunuh diri di Negeri Matahari Terbit.
Aksi bunuh diri ini dilakukan nyaris di semua tempat. Tak terkecuali di stasiun.
Demi mencegah hal tersebut, otoritas kereta Jepang melakukan beragam upaya pencegahan, salah satunya dengan memasang cahaya biru di sepanjang stasiun.
BACA JUGA: Dapat Kabar Ibunya Sakit, Pelayan Restoran Malah Nabrak 3 Ferrari di Jalan
Sebuah riset menyebut cahaya biru dapat menurunkan hasrat seseorang untuk melakukan bunuh diri, seperti dilaporkan BBC Future.
Hipotesis ini bermula tatkala sebuah makalah ilmiah membahas lampu biru yang dapat mencegah bunuh diri viral di Jepang pada tahun 2013.
Baca Juga: Gagal Kencan, Evie Kapak Kepala Orang di Minimarket
Ide tersebut kemudian diterima dengan baik dan berusaha diterapkan pada beragam proyek serupa di negara-negara lain.
BACA JUGA: Nonton Pacuan Kuda, Kami Malah Disuguhi Pasangan yang Bercinta di Atap
Para peneliti membuktikan risiko bunuh diri turun sebanyak 84 persen tatkala seseorang terpapar cahaya biru menilik laporan BBC Future.
Kendati demikian, cahaya biru disebut bukan satu-satunya solusi mencegah bunuh diri yang begitu tinggi di stasiun kereta. Sebab beberapa pendapat meyakini, pintu kaca dan penghalang pelindung di sepanjang tepi peron jauh lebih efektif daripada cahaya biru.
Apa pendapat Anda terkait cahaya biru pencegah bunuh diri di Jepang ini?
GuideKu.com/Aditya Prasanda