"Kebetulan dia juga seorang rapper, jadi kaos kaki itu semacam perekat untuk kultur bermusik hip-hop di Ambon."
Kata Ika, ACM sangat mengandalkan mutu. Karena itu juga banyak item yang diproduksi terbatas dan cepat habis.
"Kami tidak mau borongan. Kerjakan dengan tangan, perlahan-lahan dan makan waktu. Tapi hasilnya terbaik. Mulai dari layanan pelanggan di sosmed semisal ada yang tanya-tanya, sampe treat pembeli dengan paking dan ekstra hadiah. Itu yang bikin kami beda," tambahnya.

Untuk bisa bergabung dengan komunitas ini dan ikut serta berjualan, Ika mengaku tidak ada persyarat khusus. Tapi hal yang penting adalah memiliki ide karya sendiri, handmade, beda dari pelapak yang sudah ada, dan punya semangat sama untuk memajukkan para agen kreatif di Ambon.
Ke depan, Ika dan rekan-rekan lain di ACM berharap dapat memiliki toko permanen.
"Kami ingin mandiri dan berharap bisa bikin event sendiri buat pelapak kreatif alternative macam kami. Dan berharap suatu saat ada yang bisa memboyong kami ke luar negeri ikut pameran kreatif dengan kerajinan khas kami," tutupnya.
Bagaimana, tertarik memborong oleh-oleh kontemporer khas Ambon dari Ambon Creative Makers saat berkunjung ke sana?