Filosofi Albert Camus dalam Tiga Buku Penting Bertema Pemberontakan

Senin, 28 Oktober 2019 | 08:10 WIB
Filosofi Albert Camus dalam Tiga Buku Penting Bertema Pemberontakan
Ilustrasi pemberontakan. [Suara.com / Ema Rohimah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dikatakan bahwa hubungan seniman dengan masyarakat adalah juga ibarat orangtua dan anak. Masyarakat sebagai orangtua, membuat aturan-aturan yang mengekang kreasi seniman yang dianggap selalu melanggar tatanan yang sudah baku.

Sebaliknya, seniman ibarat remaja yang bosan dengan tradisi kolot dan membayangkan sebuah tatanan baru yang lebih baik. Maka terjadilah proses dialektik yang hidup, antara masyarakat yang konservatif dengan seniman yang inovatif. Hingga pada akhirnya didapat semacam kesimpulan, bahwa seni adalah kreativitas untuk mengekspresikan kehendak inovatif, untuk mengubah dunia lama menuju dunia baru melalui pengalaman estetis.

Buku ini pun diakhiri dengan tulisan dari Nicola Chiaromonte, yang menghadirkan drama tragedi perseteruan Albert Camus dan Jean-Paul Sartre.

>>LIHAT Seni, Politik, Pemberontakan di Serbada.com!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI