Ini 7 Prasasti Bukti Kerajaan Tarumanegara, Materi Belajar dari Rumah TVRI

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 30 April 2020 | 17:00 WIB
Ini 7 Prasasti Bukti Kerajaan Tarumanegara, Materi Belajar dari Rumah TVRI
Ilustrasi belajar dari rumah. [Antara Foto]

1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini diketahui keberadaannya berdasarkan laporan dari pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang menemukannya di aliran Sungai Ciaruteun, Bogor pada tahun 1863.

Pada 1893, letak prasasti berubah karena diterjang banjir. Hal itu membuat prasasti terguling sehingga tulisan yang awalnya diatas menjadi terbalik posisinya dan menghadap ke bawah.

Letak prasasti diperbaiki seperti semula pada 1903. Pada Juli 1981 batu prasasti kemudian dipindahkan ke atas, ke tempatnya saat ini di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor.

Usaha pemindahan ini dilakukan oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Prasasti Ciaruteun, peninggalan Kerajaan Tarumanegara. (Foto: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)
Prasasti Ciaruteun, peninggalan Kerajaan Tarumanegara. (Foto: cagarbudaya.kemdikbud.go.id)

Prasasti Ciaruteun disebutkan dan dibahas oleh N.W. Hoepermans (1864), J.F.G. Brumund (1868), A.B. Cohen Stuart (1875), P.J. Veth (1878, 1896), H. Kern (1882, 1917), R.D.M. Verbeek (1891), C.M. Pleyte (1905/1906), N.J. Krom (1915, 1931), J. Ph. Vogel (1925), dan R. M. Ng. Poerbatjaraka (1952).

Berdasarkan isi prasasti, dapat diperoleh informasi mengenai adanya sebuah kerajaan bernama Tarumanagara atau Tarumanegara dengan rajanya Purnnawarman beserta dewa yang dipuja, yakni Dewa Wisnu.

Prasasti Ciaruteun yang juga dikenal dengan nama Prasasti Ciampea ini terdapat pula gambar laba–laba dan telapak kaki Raja Purnawarma.

Bentuk tulisan pada prasasti menunjukkan bahwa Prasasti Ciaruteun dibuat pada abad V.

Prasasti ini hingga kini belum terbaca secara tuntas karena aksara yang digunakan merupakan aksara “kursif” (cursive writing) yang tidak memperlihatkan kesamaan bentuk dengan aksara Pallawa standar yang biasa digunakan pada Prasasti Ciaruteun-A.

Baca Juga: Belajar dari Irrfan Khan, 5 Makanan Ini Bantu Cegah Infeksi Usus Besar!

Beberapa sarjana yang telah membaca dan mentransliterasikannya adalah J.L.A. Brandes dalam tulisannya berjudul Çri Tji aroe/eun waça (“The blesh lord of the Tjiaroe/eun”); (Pleyte, 1905-1906: 174 dst.: Vogel, 1925:24); dan G.P. Rouffaer dalam karyanya yang berjudul Purnnavarmma-padam (“the foot-print of”).

Prasasti Ciaruteun dalam kondisi relatif terawat dengan baik dan ditempatkan pada sebuah lahan kosong dengan bangunan cungkup.

Selanjutnya Prasasti Jambu ...

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI