Suara.com - Belakangan ini, banyak orang yang merasa telah menikahi orang yang salah. Menurut seorang penulis bernama Alain de Botton, perasaan ini bisa muncul kapan saja setelah menjalani biduk rumah tangga.
Menurutnya, perasaan seperti itu bisa menimbulkan perasaan tak bahagia dalam pernikahan. Lalu apa yang harus dilakukan jika kita terjebak dalam perasaan tersebut? Melansir laman Your Tango, Alain de Botton berkata masih ada cara untuk mempertahankan pernikahan.
"Orang yang paling cocok untuk kita bukanlah orang yang berbagi setiap selera dengan kita, tetapi orang yang dapat menegosiasikan perbedaan rasa secara cerdas," ujarnya.
Bahkan Alain berkata orang yang pandai berselisih sebenarnya adalah tipikal pasangan ideal selama mereka bisa mentolerir perbedaan dengan rendah hati.
Kemudian Alain de Botton mengaitkan antara kebahagiaan dan kebersamaan dalam kehidupan pernikahan.
![Ilustrasi pasangan bertengkar [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/08/27/90177-ilustrasi-pasangan-bertengkar-shutterstock.jpg)
Menurutnya, kebanyakan orang akan menikah dengan harapan bisa hidup bahagia, padahal untuk mendapatkan kebahagiaan ada proses kebersamaan yang harus dilewati.
De Botton berkata, ketika setiap orang fokus pada kebahagiaan, sebenarnya hal yang mereka butuhkan dan inginkan adalah kebersamaan. Tanpa kebersamaan, sebuah hubungan akan terasa hampa dan kita tidak bisa merasa bahagia.
![Ilustrasi pasangan tak bebicara [shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/01/04/o_1b5jhgqvmgpt5kovoj4p5hia.jpg)
Sebenarnya dua hal itu saling berkaitan namun setiap orang sering fokus pada setiap kata secara mandiri.
Jadi ketika kamu merasa menikahi orang yang salah sebaiknya jangan tinggalkan mereka namun tetaplah berproses dengannya dalam kebersamaan agar bisa tumbuh jadi pasangan yang saling melengkapi.
Baca Juga: Adu Mesra 5 Pasangan Seleb Honeymoon di Rumah usai Nikah saat Corona