Suara.com - Selain pantai dan perbukitan yang indah, pariwisata Bali juga kental dengan kebudayaan dan adat istiadat masyarakat. Beragam acara adat mulai dari ngaben hingga perayaan lainnya sukses menarik minat wisatawan.
Salah satu tradisi adat itu adalah upacara Ngangkid, yaitu upacara yang digelar sebagai bentuk syukur anak sudah beranjak remaja, dengan harapan dan doa anak tumbuh sehat, kuat hingga dewasa kelak.
Ajaran hindu yang dianut mayoritas masyarakat Bali memang sangat erat hubunganya dengan pantai dan laut. Sehingga upacara Ngangkid ini digelar di pinggir pantai atau tepatnya di pantai Sanur, Nusa Dua, Bali.
Saat itu kebetulan Suara.com tengah berkeliling hotel karena sedang mengikuti suatu acara. Menggunakan sepeda terlihat di kejauhan banyak orang berkerumun di pinggir pantai menggunakan pakaian adat Bali, dan uniknya ada anak-anak di sana juga menggunakan baju adat.
Menepikan sepeda yang digunakan untuk berkeliling dan menyempatkan bertanya kepada salah seorang orangtua, Kartini (32) namanya. Ibu satu anak, dan pertama kalinya mencantumkan anaknya sebagai salah satu peserta upacara Ngangkid ini.
Anaknya bernama Putu Deva berusia 3 tahun, Kartini lantas bercerita ini adalah upacara syukuran agar anaknya tumbuh sehat hingga dewasa kelak. Bukan satu-satunya anak, ternyata Kartini menggelar upacara adat ini bersama seluruh keluarga besarnya, dengan alasan lebih hemat dana upacara.
"Ini bareng keluarga besar diajakin biar sekalian, jadi ini ada 7 anak," ujar Kartini saat berbincang dengan suara.com, di Sanur, Bali, Jumat (27/11/2020).
Bukan hanya untuk anak laki-laki, upacara ini juga berlaku untuk anak perempuan. Aturannya selama anak sudah bisa berjalan, atau berusia 2 tahun mereka sudah bisa didaftarkan untuk upacara ini.
Wajar saja Kartini lebih pilih melakukan upacar adat ini bersama keluarga besarnya, untuk Deva sang anak.
Baca Juga: Bali Tolak RUU Larangan Minuman Beralkohol, Khawatir Wisatawan Hengkang
Ini karena menurut Kartini saat upacara digelar secara mandiri untuk satu anak, biaya yang dikeluarga bisa mencapai Rp 15 juta. Sedangkan jika dilakukan bersama, sumbangan bisa diberikan seikhlasnya.
Di sisi lain berdasarkan pantauan Suara.com berbagai persembahan terlihat dari upacara ini dari mulai aneka buah dan sayur yang tersaji di atas meja besar, hingga 7 ayam bakakak yang melambangkan 7 anak yang jadi peserta upacara ngangkid.
Pada 7 ayam ini terlihat di bagian bawahnya persembahan berbentuk perahu yang nantinya berbagai persembahan ini akan dihayutkan ke laut.
Kegiatan menghanyutkan persembahan ke laut ini disebut dengan melepas jukung, melambangkan melepas semua keburukan anak di masa lalu setelah reinkarnasi.
Kesimpulannya ngangkid disebut juga sebagai upacara penebusan dosa seorang anak dari kehidupannya terdahulu.

Sehingga saat anak tumbuh dewasa mereka tidak lagi membawa utang di kehidupan sebelumnya.