"Rencana saya adalah tetap berpegang pada diet, melakukan terapi fisik, terapi okupasi, berjalan di lingkungan sekitar. Target saya tak muluk, hanya 150 kilo," tuturnya.
Kelly juga berupaya melakukan semua instruksi Now untuk hasil yang lebih baik dan aman bagi kondisi fisiknya.
"Saya melakukan apa yang diharapkan dr. Now, karena jika tidak, jantung bisa saja tiba-tiba tidak berfungsi, bisa saja napas ini jadi napas terakhir saya," ucap dia. "Harapan saya besar. Bukan kurus, saya hanya tidak ingin mati."
Sayangnya, harapan sederhana itu tidak bisa terwujud. Ternyata, Kelly akhirnya meninggal karena serangan jantung saat sedang tidur.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Kelly sempat dirawat di rumah sakit karena gagal jantung kongestif. Namun, ia sempat dinyatakan pulih beberapa hari dan diperbolehkan pulang.
Tak disangka, dia kemudian ditemukan meninggal dalam tidurnya karena serangan jantung pada 15 Februari 2019.
Sebagai dokter yang mendampingi Kelly, Now merasa sangat sedih atas kepergian Mason.
"Pada pertemuan terakhir Kelly dengan saya beberapa minggu lalu, penurunan berat badannya berada di jalur yang benar, jadi ini bukan karena dia kembali ke kebiasaan lamanya," ungkap sang dokter.
"Dia bekerja keras dan melakukan apa yang dia butuhkan, tetapi meskipun begitu, kerusakan pada hatinya sampai saat ini terlalu parah," imbuh Now.
Baca Juga: Lebih Menyehatkan Apel Merah atau Hijau? Simak Penjelasan Berikut