Suara.com - Hampir semua kegiatan dilakukan di rumah selama pandemi Covid-19 untuk mencegah penularan virus corona. Baik dari sekolah, hingga bekerja kini juga dilakukan di rumah.
Namun dari berbagai kelompok usia, generasi milenial disebut merasa sulit untuk bekerja dari jarak jauh. Seiring pandemi berlanjut, banyak perusahaan dan bisnis masih menerapkan model kerja-dari-rumah.
Dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, kaum milenial menghadapi masalah kesehatan rutin dan kurangnya fokus dalam bekerja. Mari kita cari tahu apa saja pengamatannya.
Hanya 60 persen milenial yang merasa produktif selama WFH
![Bekerja dari rumah. [Kevin Phillips/Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/03/11/86657-bekerja-dari-rumah.jpg)
Dilansir melalui Times of India, generasi milenial menghadapi masa sulit dengan bekerja dari rumah. Mereka merasa kurang terhubung dengan tim dan atasan mereka dan menghadapi kesulitan dalam mencoba berkomunikasi secara tepat dengan kolega mereka.
Koneksi virtual mungkin terbukti efisien dalam situasi tertentu, tetapi sama sekali tidak efektif untuk milenial, terutama ketika berinteraksi dengan tim mereka dengan mudah.
Meningkatnya perasaan cemas
Telah dilaporkan bahwa kaum milenial merasa jauh lebih cemas dan lelah ketika harus bekerja dari rumah. Kurangnya komunikasi menimbulkan kecemasan, keraguan diri, tanda-tanda depresi dan masalah harga diri.
Sebagian besar dari mereka sangat meragukan kemampuannya sebagai individu pekerja karena seringkali mereka tidak mendapatkan status laporan pekerjaannya.
Baca Juga: Waspada Nyeri Leher dan Bahu Saat WFH, Ini Cara Atasinya
Ketidaktersediaan manajer tim pada saat-saat genting