"75 persen saham, 25 persen obligasi. Itu teorinya. Tapi kalau saya pribadi, 70 persen saham dan 30 persennya cash. Kenapa di cash? Ini ibarat dana siaga seandainya harga saham anjlok," ungkap Timothy.
Sedangkan untuk komposisi sahamnya, lanjut Timothy, 50 persen dipakai untuk saham-saham populer yang punya nama dan 20 persen lainnya bisa dialokasikan untuk 2 saham yang ia yakini punya prospek bagus. Jadi secara keseluruhan, ia tetap berpijak pada 3 porfolio saham.
"Dengan stocks 3 portfolio saham, saya berhasil mendapatkan return jauh di atas IHSG. Apakah akan seterusnya di 3 portfolio? Tidak. Mungkin 10-15 tahun akan berubah. Tapi yang pasti, 30 persen dana investasi saya akan tetap di cash," pungkasnya.