Suara.com - Perempuan seringkali masih dipandang sebelah mata saat berkiprah di sektor publik. Padahal, kontribusi perempuan dalam berbagai bidang di sektor publik telah terlihat nyata.
Salah satunya di sektor Usaha Kecil Mikro Menenangah. Bahkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan peran perempuan dalam UMKM di Indonesia sangat besar.
Sehingga ia mengatakan perlu adanya langkah penguatan pemasaran digitalisasi melalui jalur daring di dunia maya.
"Dari sekitar 65 juta unit UMKM yang ada di Indonesia, jika dilihat berdasarkan usahanya, 34 persen usaha menengah dijalankan perempuan. Kemudian 50,6 persen usaha kecil dan 52,9 persen usaha mikro juga dijalankan oleh perempuan," kata Teten dalam siaran pers diskusi Semangat dan Aksi Perempuan Andalan (SAPA) Untuk Indonesia yang diterima di Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA.

Ia mengatakan bahwa potensi dari pemberdayaan UMKM, khususnya perempuan, dinilai dapat berperan besar dan dapat membawa efek ganda kepada perekonomian.
Selain itu, Teten Masduki juga mengatakan bahwa situasi pandemi semakin menunjukkan bahwa pentingnya UMKM untuk bisa melakukan transformasi digital.
"Ekonomi digital Indonesia di 2025 diproyeksikan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai Rp1.826 triliun," katanya.
Digitalisasi, lanjut Teten, menjadi salah satu solusi pemberdayaan untuk membangkitkan daya saing dan menyiasati kondisi pandemi, namun juga dibutuhkan kerja sama antar pihak untuk dapat merealisasikan potensi tersebut.
Sementara itu, menurut Susi Pudjiastuti, ada banyak tanggung jawab yang bergantung di pundak perempuan dari urusan keluarga, rumah tangga, hingga bisnis.
Baca Juga: Pentingnya Mengenang Sejarah Pergerakan Perempuan
"Kita yang sudah berdaya atau sudah punya kemampuan harus jangan malas memprovokasi perempuan lainnya untuk ikut berdaya," tuturnya.