Suara.com - Kisah inspiratif Bianca Sada, gadis belia berusia 18 tahun asal Indonesia yang menetap di Amerika Serikat patut diacungi jempol. Ia bercerita tentang kisah anak-anak seusianya yang harus meninggalkan rumah mereka dan terpaksa tinggal di pengungsian.
Semua kisah menyesakkan anak di pengungsian berbagai negara dalam sebuah buku ilustrasi berbahasa Inggris berjudul One Day: Letters from Lives in Limbo.
Menariknya, ia tidak mengambil untuk sepeser pun dari buku tersebut. Semua hasil penjualan buku itu akan disumbangkan untuk biaya pendidikan anak-anak di pengungsian.
Harapannya, lewat buku pertama Bianca ini, anak-anak di pengungsian akan merasakan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Perjalanan Bianca membuat buku ini, dimulai pada 2018 saat ia diundang Hope Learning Center (HLC) yang berlokasi di Cisarua, Jawa Barat, untuk mengajarkan anak-anak di pengungsian melukis.
"Saat saya meminta mereka untuk menceritakan kisah dibalik lukisan yang mereka buat, saya menyaksikan bagaimana sinar mata anak-anak di sana terlihat begitu bersinar saat menceritakan kehidupan mereka di negara asalnya," terang Bianca melalui keterangannya kepada suara.com, Rabu (20/10/2021).
Namun remaja kelahiran 7 Mei 2003 itu terenyuh saat mendapati anak-anak tersebut bercerita tentang alasan mereka harus meninggalkan tanah kelahirannya. Kata Bianca, mata yang tadinya berbinar perlahan meredup dan dipenuhi air mata.
Salah satu sosok yang menarik perhatian Bianca adalah seorang pengungsi bernama Naweed Aieen yang kini sudah menjadi Direktur HLC, yang mampu kembali menata hidupnya bersama di Indonesia, meski itu tidak mudah.
Bersama teman-teman pengungsi lain, lelaki yang dulu berprofesi sebagai jurnalis di Afghanistan ini, berkomitmen membantu anak-anak yang tinggal di kamp pengungsian agar mendapat pendidikan yang layak.
Baca Juga: Terima Pengunjung Anak di Bawah 12 tahun, TMII: Didampingi Orang Tua yang Sudah Divaksin
"Sikap Aieen yang memilih untuk tidak sedih berkepanjangan ataupun marah, namun justru mendedikasikan dirinya untuk membantu anak-anak pengungsi agar tetap bisa belajar menyadarkan saya akan nilai kebaikan yang ada dalam diri manusia," cerita Bianca.