Suara.com - Sajian ketupat saat lebaran sudah menjadi tradisi dan khas setiap tahunnya di Indonesia. Terdiri dari nasi yang dipadatkan dibungkus dengan daun kelapa.
Lalu yang jadi pertanyaan, bagaimana asal mula ketupat jadi makanan khas lebaran?
Mengutip Ruang Guru, Sabtu (30/4/2022) dalam Malay Annual, karya tulis Hermanus Johannes de Graaf, Sejarawan Belanda mengungkap ketupat pertama kali muncul di Tanah Jawa pada abad ke-15, masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Kala itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa, yang disebut sulit karena masyarakat Jawa sudah punya sistem kepercayaan Kejawen.
Hasilnya Sunan Kalijaga menggunakan budaya untuk menyebarkan islam, salah satunya ketupat yang akhirnya menyebar luas dan diterima masyarakat, dan memeluk islam.
![Warga membeli kulit ketupat di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, Minggu (18/7/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/07/18/55463-pedagang-kulit-ketupat-di-pasar-palmerah.jpg)
Makna Ketupat
Makna daun kelapa muda yang kerap digunakan sebagai janur, memiliki kepanjangan jannah nur atau cahaya surga.
Selain itu janur juga dianggap kepanjangan dari jatining nur, yang dalam bahasa Jawa artinya hati nurani.
Sehingga filosofinya saat lebaran, harus membersihkan hati dari hal negatif sehingga bisa kembali ke fitri, kembali suci dengan saling memaafkan.
Baca Juga: Sebelum Mudik, Lakukan Tips Ini saat Meninggalkan Mobil di Rumah
Pembuatan ketupat dianyam dengan rumit juga punya makna tersendiri. Kerumitan anyaman ketupat menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan tali silaturahmi. Sementara itu, beras dimaknai sebagai nafsu duniawi.