Atraksi lompat batu ini dalam bahasa Nias dikenal dengan nama “Hombo Batu” atau “Fahombo”.
Aksi lompat batu ini bukanlah melompati batu biasa, karena atraksi ini dilakukan dengan melompati batu dengan tinggi dua meter serta lebar 40 cm.
Awalnya ini merupakan tradisi dan dilakukan sebagai syarat yang harus dilakukan bagi pemuda untuk mengikuti perang.
Saat melakukan atraksi, para pemuda juga diharuskan menggunakan pakaian adat prajurit kerajaan dengan warna khas Nias; merah, kuning, dan hitam.
Jika berhasil lompat tanpa menyentuh batu, dapat diartikan pemuda tersebut sudah dewasa dan matang secara fisik.
5. Tari Kecak
Bali memang sering kali dipilih untuk dijadikan tempat berwisata bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Saat berkunjung ke Bali jangan melewatkan untuk melihat atraksi tari Kecak yang saat ini sudah dijadikan objek wisata.
Awalnya tari Kecak adalah ritual kuno Bali yang disebut sebagai Sanghyang, yang bertujuan untuk mengusir roh jahat.
Baca Juga: Profil Hans-Kristian Vittinghus, Tunggal Denmark yang Protes Hakim Garis Indonesia Masters Ngntuk
Iringan musik tari Kecak sangat menarik, yaitu dengan perpaduan musik gamelan tradisional Bali, dan teriakan 50-70 orang penari yang mengeluarkan suara “Cak! Cak! Cak!”.