Hal ini karena seseorang yang melakukan quiet quitting akan mulai berpikir bahwa mereka dibayar untuk bekerja, bukan nongkrong. Oleh karenanya, ia tidak segan menganggap itu bukanlah hal penting dan tidak masalah jika dilewatkan.
3. Tidak merespons di luar jam kerja
Ketika sudah lewat jam kerja, seorang karyawan yang melakukan quiet quitting akan dengan sengaja late response saat diberi pertanyaan seputar pekerjaan, atau parahnya lagi, mereka mungkin tidak akan menjawabnya. Pada beberapa kasus, mereka mungkin tetap bekerja namun tidak ingin merespons rekan kerjanya karena itu mungkin akan menambah pekerjaannya.

4. Pulang tepat waktu
Bagi penganut hustle culture, pulang on time merupakan hal istimewa. Namun, saat mereka sadar bahwa ini bisa memicu burnout, mereka akan mulai meninggalkan kantor tepat waktu dan tidak lagi memikirkan perkataan orang lain tentang hal tersebut.
5. Resign
Jika tindakan pengurangan produktivitas atau lebih tepatnya bekerja secepatnya ini dipandang sebelah mata oleh kantornya, karyawan yang tengah melakukan quiet quitting bukan tidak mungkin diam-diam mencari pekerjaan baru. Mereka kemudian bakal memberikan surat pengunduran diri yang mungkin mengejutkan rekan kerja timnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Baca Juga: Mengenal Quiet Quitting, Istilah di Dunia Kerja yang Ramai Dibicarakan