
Virus di dalam darah, air mani, cairan vagina, atau cairan praejakulasi dari pengidap HIV dapat menginfeksi tubuh orang lain ketika ada luka terbuka atau lecet pada alat kelamin.
Penularan dari seks vaginal biasa dialami pasangan heteroseksual, sedangkan seks anal lebih berisiko pada pasangan homoseksual.
Maka dari itu, penting untuk selalu melindungi diri Anda dengan menggunakan kondom. Kondom dapat mencegah penularan HIV karena menghalangi masuknya virus pada cairan sperma atau vagina.
2. Jarum Suntik Bekas atau Bergantian

Penggunaan jarum suntik bekas secara bergantian juga termasuk cara penularan HIV/AIDS yang umum. Risiko ini tinggi khususnya di kalangan pengguna narkoba suntik.
Jarum yang telah digunakan oleh orang lain akan meninggalkan sisa-sisa darah. Jika orang tersebut terinfeksi HIV, darah mengandung virus yang tertinggal pada jarum dapat berpindah ke tubuh pemakai jarum selanjutnya.
3. Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Ibu hamil yang terjangkit HIV sebelum dan selama kehamilan dapat menularkan HIV kepada bayinya lewat tali plasenta.
Penularan virus HIV juga dapat terjadi selama proses persalinan, baik melahirkan normal maupun operasi caesar.
Baca Juga: Dituding Mengidap HIV, Denise Chariesta Ajak Pria Inisial RD Berobat: Ayo Kita ke Dokter Bersama
Sebagai tambahan, ibu yang terjangkit HIV juga bisa menularkan virus pada bayi melalui ASI. Namun, ibu tetap boleh menyusui dengan syarat telah rutin meminum obat antiretroviral hingga virus tidak lagi terdeteksi.