Suara.com - Presiden Joko Widodo dipertanyakan warganet karena menikahkan ketiga anaknya saat ia menjabat selama dua periode. Seorang warganet mempertanyakan berapa jumlah total sumbangan yang dia terima saat menikahkan anaknya.
"Menjabat dua periode, Presiden Jokowi mantu 3 kali. Kira² total sumbangan yang didapat berapa?" demikian ujar warganet @abdulxxx.
Tudingan tersebut langsung dijawab tegas oleh putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang membantah bahwa presiden ke-7 itu tidak pernah menerima sumbangan saat menikahkan anaknya.
![Presiden Joko Widodo bersama keluarga di Istana Bogor.[Biro Pers Setpres]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/12/05/66012-presiden-joko-widodo-bersama-keluarga-di-istana-bogor.jpg)
"Tidak pernah ada sumbangan," tulis Gibran Rakabuming tegas lewat akun Twitternya.
Gibran menjawab tegas bahwa tidak ada sumbangan sama sekali, bersamaan dengan melampirkan potongan sebuah berita yang mendukung pernyataannya.
Penegasan itu juga tertuang dalam undangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang sempat tersebar. Dalam undangan itu terdapat tulisan pemberitahuan ‘Tanpa mengurangi rasa hormat, Mohon maaf kami tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun’. Pemberitahuan tersebut tertulis di bagian bawah kartu akses masuk di dalam surat undangan resepsi pernikahan Kaesang dan Erina.
Alasannya sendiri adalah demi menghindari gratifikasi yang rawan terjadi ketika pejabat menggelar hajatan.
Tapi samakah gratifikasi yang dimaksud dengan suap?
Seperti dikutip dari situs Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, suap dan pungli/pemerasan bukanlah gratifikasi.
Suap terjadi apabila pengguna jasa secara aktif menawarkan imbalan kepada petugas layanan dengan maksud agar tujuannya lebih cepat tercapai, walau melanggar prosedur.