Terpilih pada tahun 2009, Mujica menghabiskan tahun 1960-an dan 1970-an sebagai bagian dari gerilyawan Uruguay Tupamaros, kelompok bersenjata sayap kiri yang terinspirasi oleh revolusi Kuba.
Dia ditembak enam kali dan menghabiskan 14 tahun di penjara. Sebagian besar penahanannya dihabiskan dalam kondisi yang keras dan isolasi, sampai dia dibebaskan pada tahun 1985 ketika Uruguay kembali ke demokrasi.
Tahun-tahun di penjara, kata Mujica, membantu membentuk pandangan hidupnya.
"Saya disebut 'presiden termiskin', tapi saya tidak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang hanya bekerja untuk mempertahankan gaya hidup yang mahal, dan selalu menginginkan lebih dan lebih," katanya.
"Ini adalah masalah kebebasan. Jika Anda tidak memiliki banyak harta maka Anda tidak perlu bekerja seumur hidup seperti budak untuk mempertahankannya, dan karena itu Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri," katanya.
"Saya mungkin tampak seperti orang tua yang eksentrik... Tapi ini adalah pilihan bebas," pungkas dia lagi
Meski.banyak yang bersimpati dengan Presiden Mujica karena cara hidupnya, tapi ini tidak menghentikannya untuk dikritik atas kinerja pemerintah.
Oposisi Uruguay mengatakan kemakmuran ekonomi negara saat itu tidak menghasilkan layanan publik yang lebih baik di bidang kesehatan dan pendidikan, dan untuk pertama kalinya sejak pemilihan Mujica pada 2009, popularitasnya turun di bawah 50%.
Pada 2012 dia juga mendapat kecaman karena dua langkah kontroversial. Kongres Uruguay di masa Mujica mengesahkan undang-undang yang melegalkan aborsi untuk kehamilan hingga 12 minggu. Tidak seperti pendahulunya, Mujica tidak memveto.
Baca Juga: Sukses Mainkan Emosi Fans: Deretan Momen Paling Dramatis di Babak Grup Piala Dunia 2022
Dia juga mendukung debat tentang legalisasi konsumsi ganja, dalam RUU yang juga akan memberikan negara monopoli atas perdagangannya.