Melansir Labroots, dalam sebuah studi, para peneliti di University of Queensland, Australia mencoba mencari tahu hubungan genetik dengan perselingkuhan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pergaulan yang varian dari gen reseptor vasopresin dan oksitosin.
Vasopresin ini yang memengaruhi faktor kepercayaan, empati, dan ikatan seksual pada seseorang. Sementara oksitosin memengaruhi reproduksi seksual dan ikatan yang terjalin. Gen ini bisa bermutasi sehingga memengaruhi perilaku seksual manusia sehingga berselingkuh.
Setelah diteliti awal, tidak ditemukan perubahan gen ini yang membuat seorang pria atau wanita berselingkuh. Namun, setelah diteliti pada hewan lebih lanjut ada kemungkinan perubahan gen yang berpeluang melakukan perselingkuhan.
Di sisi lain, dalam studi 2010 ditemukan, adanya pengaruh polimorfisme reseptor dopamin DRD4 terhadap perilaku perselingkuhan. Penelitian menemukan, setiap orang memiliki DRD4 dalam tubuh. Namun, semakin banyak hal tersebut, membuatnya rentan lakukan perselingkuhan. Hal ini karena mereka membutuhkan dopamin untuk memuaskan diri. Itu bisa terpenuhi dengan mereka berselingkuh.
Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki DRD4 tinggi berpotensi menurunkannya kepada anggota lainnya. Namun, penting juga diingat kalau faktor perselingkuhan tidak hanya pada genetik. Pasalnya, terdapat berbagai faktor sosial lain dan lingkungan yang membuat peluang seseorang melakukan perselingkuhan.