Melansir Psychology Today, menurut penelitian 28 hingga 32 tahun adalah usia terbaik untuk menikah. Sedangkan mereka yang menikah di usia 25 tahun menurunkan 50 persen risiko perceraian dibanding yang menikah di suai 20 tahun.
Alasan menikah di usia lebih matang menurunkan risiko perceraian, karena pasangan lebih stabil secara finansial, memiliki kesadaran diri, tujuan yang jelas hingga sudah menghabiskan waktu untuk berkencan hingga tahu apa yang mereka inginkan.
Sedangkan penelitian lain berpendapat berbeda, dalam penelitian baru dari LSE yang diterbitkan Review of Economics of the Household, menemukan tidak ditemukan bukti empiris menikah di usia muda menyebabkan perceraian.
“Jika kondisi untuk menikah cocok (pernikahan akan baik-baik saja), kami mengamati mereka yang menikah di atas usia 20 tahun, dan usia tidak boleh jadi faktor utama keputusan untuk menikah,” ujar Profesor Departemen Kebijakan Sosial LSE, Dr. Berkay Ozcan mengutip LSE.ac.id.