Nama lahirnya sebenarnya hanya Mohammad Mahfud. Tetapi, ketika masuk PGA, rupanya ada tiga murid yang namanya sama. Untuk membedakan itu, Mahfud MD pun menambahkan inisial MD di belakang namanya yang diambil dari nama sang ayah. Tanpa sengaja, nama itu tertulis dalam ijazahnya. Kini, inisial menetap di belakang nama Mahfud seperti gelar akademik medical doctor.
Tertarik dengan Politik Sejak SMP

Mahfud MD telah tertarik dengan politik sejak masih SMP. Ketika itu, dia menyaksikan ingar bingar kampanye pemilihan umum. Semasa kuliah, keterarikannya terhadap politik makin besar dan terfasilitasi.
Ia pun malang melintang di berbagai organisasi kemahasiswaan intra universitas seperti Senat Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, dan pers mahasiswa.
Mahfud MD juga aktif di organisasi ekstra universitas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pilihannya pada HMI didorong oleh pemahamannya terhadap medan politik di UII. Sebab, saat itu untuk bisa menjadi pimpinan organisasi intra kampus harus berstempel aktivis HMI.
Sekalipun begitu, dari sejumlah organisasi intra kampus yang pernah ia ikuti, hanya Lembaga Pers Mahasiswa yang paling ia tekuni. Ia pernah menjadi pimpinan di majalah mahasiswa Fakultas Hukum UII, Keadilan. Demikian pula majalah mahasiswa UII, Muhibbah. Karena begitu kritis terhadap pemerintah Orde Baru, majalah Muhibbah yang dipimpinnya dibreidel sampai dua kali.