Kasus Bullying Sampai Diamputasi Itu Bukan Bercanda Lagi

Rabu, 01 November 2023 | 17:13 WIB
Kasus Bullying Sampai Diamputasi Itu Bukan Bercanda Lagi
ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Korban bullying biasanya merasa kalau dirinya tidak berdaya, terutama jika kaitannya denga melaku intimidasi. Maka dari itu hal ini memicu perasaan bahwa melaporkan penindasan tidak ada gunanya.

Terjadi Banalitas

Dalam kasus bullying beberapa orang pasti akan menanyakan siapa yang salah, alih-alih menanyakan apa yang salah. Pertanyaan perihal siapa yang salah malah muncul sebagai proses pengkambing hitaman saja.

Pada kasus bullying kerap terlalu fokus dengan pelaku yang muncul di permukaan, tidak kemudian menemukan akar utama permasalahan. Sedangkan pertanyaan soal apa yang salah seolah jadi hal tabu untik diangkat.

Dalam kasus pembullyan ini pihak yang berwenang kerap tidak menggunakan otoritasnya secara bijaksana. Malah seolah melindungi pelaku bullying dengan cara membentuk pelaziman tindakan kasar dan salah. Hal tersebut pun disebut sebagai istilah banalitas.

Banalitas ini menjadi musuh bersama, untuk mencegah adanya kekerasan-kekerasan baik yang bersifat verbal maupun fisik dianggap jadi hal lazim atau dinormalisasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI