Suara.com - Dunia semakin digital, dan Indonesia tidak bisa tinggal diam. Semangat itulah yang diusung dalam sebuah forum diskusi bertema Harmony in Innovation yang digelar di Jakarta baru-baru ini.
Lebih dari 100 perwakilan dari berbagai sektor—mulai dari penyedia teknologi, asosiasi industri, BUMN, hingga pelaku bisnis strategis—berkumpul untuk satu tujuan: memperkuat kolaborasi demi masa depan digital Indonesia.
Tak kurang dari 25 asosiasi industri hadir dan menunjukkan dukungannya terhadap percepatan digitalisasi di Indonesia.
Yang menarik, acara ini tidak hanya jadi ajang kumpul-kumpul, tapi juga wadah diskusi serius soal bagaimana kita bisa menghadapi tantangan transformasi digital secara bersama-sama.
Dalam diskusi panel, Ketua Umum MASTEL, Sarwoto Atmosutarno, menegaskan bahwa harmoni dalam inovasi hanya dapat tercapai jika semua pemangku kepentingan—pemerintah, industri, asosiasi, hingga akademisi—berada dalam satu ekosistem yang saling mendukung.
“Kita butuh model kolaborasi yang konkret. Bukan hanya wacana, tapi aksi nyata yang membentuk tata kelola digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Sarwoto.
Ia juga menyoroti keberhasilan forum sebelumnya yang berhasil mempertemukan pelaku industri TIK nasional dan global, serta mendorong sinergi di berbagai bidang, mulai dari infrastruktur jaringan, keamanan siber, data center, hingga pemanfaatan big data dan kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, momentum tahun ini harus dimaknai sebagai akselerator kebijakan berbasis realita industri, dan para pemimpin sektor diharapkan tak hanya menjadi pengunjung, tetapi turut menjadi inisiator program kolaboratif lintas industri.
Senada dengan itu, Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, juga mengingatkan bahwa kolaborasi harus dibarengi dengan insentif yang jelas dan investasi jangka panjang.
Baca Juga: Kolaborasi Promosikan Film Jumbo Jadi Animasi Lokal Terlaris di Indonesia
Menurutnya, ekosistem digital seharusnya dibangun berdasarkan model bisnis yang berkelanjutan — bukan proyek musiman yang hanya ramai sesaat.